Budidaya Terbesar Kedua di Dunia, Pemerintah Siapkan Hilirisasi Rumput Laut

0
424
Rumput Laut
Hasil olahan rumput laut. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Dengan didukung ketersediaan bahan baku yang melimpah dan peluang untuk pengembangan berbagai produk turunannya, Kementerian Perindustrian terus mendorong semakin terbukanya peluang pengembangan usaha dan peningkatan daya saing industri pengolahan rumput laut di dalam negeri.

Indonesia merupakan negara penghasil budidaya rumput laut terbesar kedua di dunia, sehingga bisa menjadi tempat yang sesuai untuk pengembangan rumput laut, mulai dari proses budidaya sampai dengan proses hilirisasi.

Melihat kondisi tersebut, belum terlihat pertumbuhan yang signifikan untuk ekspor produk-produk hilir rumput laut yang lebih memiliki nilai tambah.

“Karenanya, Kemenperin berkomitmen untuk meningkatkan hilirisasi komoditas rumput laut melalui berbagai kebijakan,” ungkap Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika saat mewakili Menteri Perindustrian membuka Business Matching Industri Pengolahan Rumput Laut dengan Industri Pengguna di Jakarta, Selasa, 25 Juni 2024.

Dalam 10 tahun terakhir, ekspor rumput laut kering dari Indonesia masih mendominasi, baik untuk konsumsi maupun bahan baku industri. Ekspor produk rumput laut kering mencapai 66,61%, sementara rumput laut olahan (karagenan dan agar-agar) masih sebesar 33,39%.

Sebagai informasi, tahun 2023, Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah. Selama ini pemanfaatan olahan rumput laut sebagian besar digunakan untuk produk makanan dan minuman, yaitu sebesar 77%. Sedangkan untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya, baru mencapai 23%. Sehingga, Kemenperin terus mendorong agar industri ini bisa lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar.

The Global Seaweed: New and Emerging Market Report tahun 2023 telah mengidentifikasi pangsa pasar baru yang akan berkembang pada tahun 2030 untuk produk-produk hilir rumput laut dengan potensi pasar sebesar USD11,8 miliar, yang antara lain meliputi biostimulan, bioplastik, aditif pakan hewan, nutraseutikal, protein alternatif, farmasi, dan tekstil.

“Untuk itu, diperlukan pengembangan dan inovasi produk untuk mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk-produk potensial tersebut,” kata Putu.

Pengembangan hilirisasi berbasis sumber daya hayati, salah satunya rumput laut, akan semakin fokus dan berkembang seiring dengan masuknya komoditas rumput laut dalam tematik pengembangan hilirisasi industri berbasis SDA unggulan pada RPJMN 2025 – 2029.

Salah satu upayanya menjalin sinergi dengan berbagai K/L melalui afirmasi program dan percepatan hilirisasi komoditas rumput laut melalui diversifikasi produk olahan rumput laut.