Pertamina Duduki Posisi 165 dalam Fortune 500 Global Selama 10 Tahun Berturut-turut

0
476
Perwira PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) melaksanakan aktivitas pekerjaan di Blok Rokan. (Foto : Pertamina)

(VIbizmedia – Jakarta) PT Pertamina (Persero) kembali menunjukkan kekuatannya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang mampu bersaing di tingkat dunia dengan menduduki posisi 165 dalam daftar Fortune 500 Global. Selama 10 tahun berturut-turut, Pertamina terus berada di jajaran perusahaan global teratas.

Pada tahun 2023, Pertamina mencatat pendapatan sebesar USD 75,79 miliar dan berhasil mencapai peringkat ke-3 di Fortune Asia Tenggara tahun 2024. Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menyatakan bahwa media internasional Fortune kembali memasukkan Pertamina dalam daftar 500 perusahaan internasional.

Sebagai BUMN dan perusahaan energi terkemuka di Indonesia yang beroperasi dari hulu, pengolahan, hingga hilir, Pertamina memainkan peran strategis dalam mendukung kebijakan pemerintah dalam melayani kebutuhan energi di Indonesia. Fadjar menambahkan bahwa Pertamina akan terus memastikan keamanan dan keterjangkauan energi sebagai prioritas utama pemerintah serta mendorong inisiatif dekarbonisasi energi.

Selain mencatatkan pendapatan yang signifikan, Pertamina juga mencatat kinerja positif dengan laba total sebesar USD 4,77 miliar pada tahun 2023, meningkat 17% dibandingkan tahun 2022. Pengakuan internasional atas kinerja perusahaan juga terlihat dari peringkat ESG. Berdasarkan peringkat dari Lembaga ESG Rating Sustainalytics, Pertamina berada di posisi nomor satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas dengan skor tertinggi, memimpin 61 perusahaan dunia. Skor Pertamina pada 1 Desember 2023 adalah 20,7 (Medium Risk), naik dari sebelumnya 22,1 (Medium Risk), yang mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik.

Fadjar menekankan bahwa pengakuan dunia merupakan hasil dari kerja keras di semua lini bisnis perusahaan yang berhasil mengatasi berbagai tantangan di tengah dinamika global yang tidak menentu, serta terus melakukan terobosan di era transisi energi.