Akademisi Harus Pegang Prinsip Etika dan Tanggung Jawab Moral Memanfaatkan AI

0
366
Wamenkominfo Nezar Patria (Foto: Humas Kominfo)

(Vibizmedia – Jakarta) Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, menekankan bahwa akademisi harus memegang teguh prinsip-prinsip etika dan memiliki tanggung jawab moral yang tinggi dalam memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk penelitian dan pengembangan di lingkungan kampus. Pernyataan ini disampaikan dalam acara UI Zona Integritas Award 2024 yang bertema “Peranan Artificial Intelligence dalam Transformasi Universitas” di Balai Sidang Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, pada Kamis, 29 Agustus 2024.

Nezar Patria menegaskan bahwa AI telah menjadi pendorong utama inovasi, terutama di bidang penelitian dan pengembangan akademik. Namun, ia juga menekankan pentingnya tetap berpegang pada prinsip-prinsip etika agar AI dapat digunakan dengan cara yang benar dan bertanggung jawab.

Ia juga menyampaikan bahwa perkembangan generative AI telah membawa perubahan signifikan dalam dunia digital dan pendidikan, dengan potensi ekonomi yang sangat besar. Diperkirakan AI akan berkontribusi hingga US$15 triliun terhadap ekonomi global pada tahun 2030, dan bagi Indonesia, AI diproyeksikan akan menambah keuntungan sebesar US$366 miliar.

Namun, Nezar Patria mengingatkan adanya potensi ancaman jika AI digunakan tanpa memperhatikan etika, seperti risiko plagiarisme dan pelanggaran hak kekayaan intelektual di lingkungan akademik. Ia menegaskan bahwa AI bisa menjadi alat yang luar biasa jika digunakan dengan benar, namun penggunaannya harus selalu diwaspadai terhadap risiko dan bias yang mungkin muncul.

Untuk memastikan penggunaan AI tetap sesuai dengan norma etika, Kementerian Kominfo telah menerbitkan Surat Edaran Menkominfo Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial, yang berisi sembilan prinsip bagi pengembang dan pengguna AI di Indonesia. Nezar Patria menekankan pentingnya regulasi ini agar inovasi yang dihasilkan dari AI tetap sejalan dengan nilai-nilai etika.

Ia juga mengungkapkan harapannya agar regulasi yang lebih kuat dapat diterapkan untuk mengantisipasi dampak AI di berbagai sektor, termasuk pendidikan dan kesehatan, serta mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama membangun masa depan yang seimbang antara inovasi teknologi dan nilai-nilai etika.