(Vibizmedia – Jakarta) Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menjelaskan sejumlah langkah strategis yang akan diambil pemerintah dalam penetapan neraca komoditas pangan tahun 2025 setelah menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas di Graha Mandiri, Jakarta, pada Senin (9/12/2024). Langkah-langkah tersebut mencakup peningkatan produksi pangan dalam negeri, pengurangan ketergantungan pada impor, dan stabilisasi harga di tingkat konsumen serta petani.
Ia menyebutkan beberapa komoditas pangan yang menjadi prioritas utama, seperti daging sapi yang diproyeksikan membutuhkan 180 ribu ton per tahun dan bawang putih yang diperkirakan mencapai 550 ribu ton pada 2025. Saat ini, stok bawang putih nasional hanya tersisa 25 ribu ton, sehingga pemerintah akan mempercepat realisasi impor guna memenuhi kebutuhan menjelang Lebaran.
Presiden RI Prabowo Subianto, menurut Arief, mengarahkan agar swasembada pangan dapat dicapai lebih cepat dari target tahun 2027. Untuk mendukung arahan ini, setiap daerah didorong meningkatkan produksi pangan lokal demi mengurangi ketergantungan impor. Arief menekankan bahwa swasembada pangan tidak hanya memiliki nilai ekonomi, tetapi juga menyangkut harga diri bangsa.
Ia juga menyoroti pentingnya menjaga harga hasil pertanian di tingkat petani. Pemerintah telah menetapkan harga minimum gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.000 per kilogram agar petani tetap termotivasi untuk menanam, sambil memastikan negara hadir sebagai pembeli siaga jika harga anjlok.
Lebih lanjut, Arief mengungkapkan bahwa stok beras nasional diproyeksikan mencapai 8,3 juta ton hingga akhir tahun ini. Pemerintah sedang mempersiapkan penyerapan gabah dari hasil panen raya pada Februari-Maret 2025 untuk menjaga stabilitas harga beras.
Untuk minyak goreng merek Minyakita, distribusi dan stoknya akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar tetap sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp15.700 per liter. Distribusi ini akan difokuskan ke wilayah timur Indonesia, seperti Papua, yang memerlukan perhatian lebih.
Sementara itu, harga cabai merah keriting yang sempat mengalami kenaikan akibat cuaca buruk telah kembali stabil. Arief mengimbau adanya kerja sama antar daerah untuk menyalurkan komoditas dari wilayah surplus ke wilayah yang kekurangan.
Di sektor gula, peningkatan produksi dari 2,4 juta ton menjadi 2,6 juta ton pada tahun ini diharapkan dapat mengurangi impor, sesuai arahan Presiden untuk memprioritaskan produksi pangan dalam negeri.
Arief menegaskan bahwa semua langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, melindungi petani, dan menjaga stabilitas harga demi kesejahteraan masyarakat. Rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, juga dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait yang membahas upaya mempercepat pencapaian swasembada pangan.