
(Vibizmedia – Makassar) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan komitmennya untuk mendukung riset dan inovasi di bidang obat dan makanan dengan melibatkan perguruan tinggi, termasuk proses hilirisasi atau komersialisasi hasil riset. BPOM juga menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi global sebagai bagian dari upaya mewujudkan perguruan tinggi berkelas dunia (world class university).
Hal ini disampaikan oleh Kepala BPOM, Taruna Ikrar, saat menjadi pembicara utama dalam kuliah pakar bertema “Riset dan Inovasi Menuju World Class University” yang diadakan di Baruga Baharuddin Lopa, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, pada Senin (23/12/2024).
Menurut Taruna, pencapaian status world class university memerlukan kerangka, strategi, dan rencana aksi yang matang, serta kemampuan universitas untuk beradaptasi dengan visi, pemikiran, dan budaya akademik yang selaras. Ia juga menyoroti berbagai tantangan yang dihadapi dalam mencapai target ini, termasuk perkembangan masyarakat, digitalisasi, telekomunikasi, perubahan iklim, dan ancaman “silent pandemic.”
Taruna menjelaskan bahwa salah satu ancaman yang muncul adalah resistansi antibiotik. Berdasarkan data, pada tahun 2022, sebanyak 78,9 persen masyarakat di Indonesia mendapatkan antibiotik tanpa resep dokter. Angka ini tetap tinggi, rata-rata di atas 75 persen pada periode 2023–2024. Ia mengingatkan pentingnya penggunaan antibiotik yang benar untuk mencegah pandemi resistansi antibiotik.
Taruna juga menyampaikan bahwa BPOM siap membuka peluang kolaborasi dengan universitas, termasuk Unhas, yang dinilai sebagai salah satu dari lima universitas terbaik di Indonesia berkat kerangka kerja yang berkesinambungan. Ia berharap Unhas dapat masuk ke jajaran 50 universitas terbaik dunia di masa depan.
Rektor Unhas, Jamaluddin, menambahkan bahwa untuk menjadi world class university, berbagai elemen harus dipersiapkan, seperti fakultas, program studi, praktik laboratorium, dan dosen yang semuanya berstandar internasional. Menurutnya, menjadi world class university bukan hanya soal keinginan, tetapi memerlukan semangat dan komitmen bersama untuk membangun seluruh komponen universitas menjadi berkelas dunia.
Jamaluddin juga berkomitmen untuk terus meningkatkan standar, termasuk target kemampuan berbahasa Inggris bagi seluruh alumni dan mahasiswa. Ia menargetkan pada tahun 2029, semua alumni Unhas memiliki kemampuan Bahasa Inggris yang baik.