
Penurunan Jumlah Penumpang Angkutan Umum, Namun Moda Laut Alami Peningkatan

(Vibizmedia – Jakarta) Penyelenggaraan Posko Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 terus berfokus pada kelancaran perjalanan masyarakat, yang dilaksanakan pada Jumat (3/1/2025) di ruang rapat Mataram, Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Ketua Posko Harian H+9 Shift I, Capt. Budi Wantoro, menyampaikan bahwa data terbaru hingga H+8 Nataru (Jumat, 3/1/2024, pukul 04.00 WIB) mencatatkan total jumlah penumpang angkutan umum sebanyak 13.967.778 orang, yang menunjukkan penurunan sebesar 10,82% dibandingkan periode Nataru 2023/2024.
Rincian angkutan menunjukkan penurunan signifikan pada angkutan jalan (bus) dengan 2.720.965 orang (19,41%), turun 18,83%; angkutan penyeberangan sebanyak 2.353.770 orang (16,85%), turun 25,53%; angkutan laut terdata 1.410.753 orang (10,10%), naik 23,73%; angkutan udara tercatat 4.077.286 orang (29,19%), turun 12,98%; dan angkutan kereta api mencapai 3.415.004 orang (24,45%), turun 1,10%.
Budi juga menjelaskan bahwa beberapa kejadian bencana alam turut mempengaruhi penurunan operasional transportasi, terutama pada moda udara, seperti aktivitas vulkanik di Gunung Ibu (Halmahera), yang menyebabkan penutupan Bandara Kuabang. Dampak vulkanik serupa juga terjadi di Gunung Lewotobi Laki-Laki (Flores, NTT), yang memengaruhi sejumlah rute penerbangan.
Selain itu, laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan adanya aktivitas vulkanik di Gunung Semeru dan Gunung Dukono, serta gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,2 yang dirasakan hingga Manado, yang turut berpengaruh pada perjalanan transportasi.
Pemerintah memastikan pengawasan transportasi selama Nataru dilakukan melalui Sistem Informasi Transportasi Terintegrasi (STRATEGI), dengan titik pantau mencakup 113 terminal, 264 pelabuhan laut, 23 pelabuhan penyeberangan, 56 bandar udara, 450 stasiun kereta api, 42 gerbang tol, dan 48 ruas jalan arteri di Jabodetabek.
Meskipun ada penurunan jumlah penumpang angkutan umum, lonjakan pengguna angkutan laut menjadi sorotan utama, meskipun tantangan seperti aktivitas vulkanik dan gempa bumi memerlukan perhatian ekstra demi menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat.