Kampung Adat Malasigi Papua Wujudkan Kemandirian Energi melalui Desa Energi Berdikari Pertamina

0
305
Pertamina Hulu Energi menghadirkan program Desa Energi Berdikari untuk masyarakat Malasigi. FOTO: PERTAMINA

(Vibizmedia –  Papua) PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terus menunjukkan konsistensinya dalam menjalankan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang berfokus pada Community Involvement & Development (CID) sebagai bagian dari upaya mendukung tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs). Salah satu program unggulan yang diinisiasi adalah Desa Energi Berdikari (DEB) Papua Community Mata Hati Malasigi, yang mulai dioperasikan pada 20 Januari 2025.

Program ini dikelola oleh Pertamina EP Papua Field, yang berada di bawah Zona 14 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan menyediakan akses energi baru terbarukan (EBT) yang andal serta berkelanjutan.

DEB Papua Community Mata Hati Malasigi berlokasi di Desa Wisata Malasigi, Distrik Klayili, Papua Barat. Program ini melibatkan pengembangan ekowisata berbasis sumber daya hutan yang dikelola secara berkelanjutan serta pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 8,72 kilowatt peak (kWp).

Menurut Manager CSR Pertamina Hulu Energi, Elvina Winda Sagala, program ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian energi masyarakat melalui pemanfaatan energi bersih dari tenaga surya yang berkelanjutan. Selain itu, DEB juga berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi karbon, mendukung target pemerintah mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060, serta berperan dalam pencapaian SDGs, khususnya tujuan 7 (energi bersih), 8 (pertumbuhan ekonomi), dan 13 (penanganan perubahan iklim).

Dampak dari program ini meliputi perlindungan Hutan Masyarakat Adat Malasigi seluas 1.750 hektare, pengurangan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) hingga 3.600 liter per tahun, serta penurunan emisi karbon sebesar 9,022 ton CO2eq per tahun. Dari sisi ekonomi, program ini menghasilkan penghematan hingga Rp36 juta per tahun dari berkurangnya penggunaan BBM, serta meningkatkan pendapatan Lembaga Pengelolaan Hutan Kampung (LPHK) Belempe dari Rp1 juta menjadi Rp4 juta per bulan.

Selain itu, dampak sosial program ini mencakup peningkatan produktivitas anggota LPHK Belempe, pemberdayaan terhadap 15 keluarga dari kelompok rentan, penciptaan tiga unit usaha baru, serta pengurangan angka pengangguran dengan membuka lapangan kerja untuk 10 orang.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Provinsi Papua Barat Daya, Yusdi Lamatenggo, menyampaikan bahwa pemerintah daerah saat ini sedang mengembangkan konsep wisata rendah karbon melalui penerapan energi terbarukan seperti PLTS di Kampung Adat Malasigi. Ia juga mengapresiasi kemajuan yang telah dicapai desa tersebut dalam dua tahun terakhir dan mendorong masyarakat untuk terus melanjutkan inovasi dalam pengelolaan sumber daya lokal.