Menjadi Motor Pertumbuhan Ekonomi, Kinerja Industri Manufaktur Terus Meningkat

0
547

(Vibizmedia – Jakarta) Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sepanjang tahun 2024 tercatat mencapai 4,75 persen, mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh 4,69 persen. Sektor manufaktur tetap menjadi kontributor terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,03 persen pada tahun tersebut.

Pada triwulan IV 2024, industri pengolahan nonmigas mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,89 persen, meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 4,84 persen serta periode yang sama pada tahun 2023 sebesar 4,49 persen.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menjelaskan bahwa sektor manufaktur selama ini berperan sebagai pilar utama dalam perekonomian nasional. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kebijakan strategis guna meningkatkan efisiensi, produktivitas, daya saing, serta keberlanjutan industri manufaktur di Indonesia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri manufaktur tahun 2024 didukung oleh kinerja positif industri logam dasar yang tumbuh 13,34 persen, terutama karena peningkatan permintaan ekspor. Selain itu, industri makanan dan minuman juga mencatat pertumbuhan 5,90 persen, didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri. Industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik turut mencatat pertumbuhan sebesar 6,16 persen, didukung oleh meningkatnya permintaan global terhadap produk-produk tersebut.

Menperin menambahkan bahwa laporan Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur serta Indeks Kepercayaan Industri (IKI) awal tahun 2025 menunjukkan optimisme tinggi dari para pelaku industri, meskipun kondisi ekonomi dan politik global masih penuh ketidakpastian.

Presiden Prabowo Subianto disebut berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan industri di Indonesia melalui kebijakan pro-bisnis, seperti perpanjangan program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi industri. Kementerian Perindustrian juga masih menunggu pencabutan kebijakan relaksasi impor produk jadi, yang dinilai dapat melindungi pasar domestik, meningkatkan daya saing industri nasional, serta mengoptimalkan penggunaan produk lokal.

Dengan adanya berbagai kebijakan dan stimulus yang mendukung sektor industri, Menperin optimistis bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen dapat tercapai. Ia juga menegaskan bahwa pemerintah akan terus menjalankan kebijakan hilirisasi industri, sesuai dengan misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden yang bertujuan meningkatkan nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri.

Sepanjang tahun 2024, industri manufaktur mencatat nilai ekspor industri pengolahan nonmigas sebesar USD196,54 miliar, berkontribusi sebesar 74,25 persen terhadap total ekspor nasional yang mencapai USD264,70 miliar. Nilai ekspor industri manufaktur ini mengalami kenaikan 5,33 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Di sisi lain, realisasi investasi di sektor industri manufaktur mencapai Rp721,3 triliun pada tahun 2024, menyumbang 42,1 persen dari total investasi nasional yang mencapai Rp1.714,2 triliun. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan tahun 2023 yang mencatat realisasi investasi sebesar Rp596,3 triliun.