Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem dalam beberapa hari ke depan. Masyarakat pesisir, nelayan, dan operator transportasi laut diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan meningkatnya curah hujan dan gelombang tinggi di sejumlah perairan selatan Indonesia.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan pemantauan terhadap perkembangan Siklon Tropis Taliah yang terbentuk di Samudra Hindia Selatan Indonesia. Berdasarkan data terbaru, siklon tersebut terdeteksi berada sekitar 920 km di barat daya Cilacap, Jawa Tengah, dan diperkirakan tetap aktif dalam 24 hingga 48 jam ke depan dengan pergerakan menjauhi wilayah Indonesia.
Selain itu, BMKG juga menemukan adanya potensi bibit siklon baru, yakni Bibit Siklon 92W, yang terdeteksi di Samudra Pasifik Barat, tepatnya di sebelah utara Papua Barat. Bibit siklon ini diprediksi akan bergerak ke arah barat hingga barat laut menuju selatan Kepulauan Filipina. Dalam dua hari mendatang, bibit siklon tersebut berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di beberapa wilayah, termasuk Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara.
BMKG juga menyampaikan bahwa Bibit Siklon 92W dapat meningkatkan ketinggian gelombang laut hingga 2,5 meter di sejumlah perairan, seperti Laut Maluku, Perairan Kepulauan Sangihe-Talaud, Perairan Halmahera, Laut Halmahera, serta perairan utara Papua Barat Daya hingga Papua. Sementara itu, Siklon Tropis Taliah diperkirakan dapat menyebabkan hujan dengan intensitas sedang yang disertai angin kencang di wilayah pesisir selatan Banten hingga Jawa Timur. Selain itu, gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter diprediksi akan terjadi di beberapa perairan, termasuk perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, serta perairan selatan Jawa hingga Pulau Rote dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Bahkan, gelombang yang lebih tinggi, mencapai 4 hingga 6 meter, diperkirakan terjadi di Samudra Hindia selatan Jawa Barat dalam dua hari ke depan.
Oleh karena itu, BMKG mengingatkan masyarakat pesisir, nelayan, dan operator transportasi laut untuk memperhatikan peringatan dini terkait kondisi cuaca ekstrem ini, mengingat gelombang tinggi dapat membahayakan keselamatan pelayaran.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, menambahkan bahwa selain siklon, peningkatan curah hujan juga dipengaruhi oleh aktifnya monsun serta seruakan dingin dari Asia. Kondisi ini dapat memperkuat intensitas hujan di berbagai wilayah, terutama di bagian barat dan tengah Indonesia.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi longsor di daerah rawan, terutama ketika hujan deras terjadi. Tanda-tanda awal longsor, seperti munculnya retakan tanah atau rembesan air, perlu diperhatikan, dan masyarakat diimbau untuk menghindari aktivitas di area dengan lereng curam.
BMKG menegaskan bahwa pemantauan terhadap perkembangan cuaca ekstrem akan terus dilakukan, dengan pembaruan informasi yang diberikan secara berkala. Masyarakat diimbau untuk selalu mengakses informasi resmi BMKG melalui situs web, media sosial, atau aplikasi InfoBMKG guna mengantisipasi risiko bencana hidrometeorologi.









