Dorong Digitalisasi, RI-Jepang Kembangkan Daya Saing Global IKM Otomotif

0
346
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian terus berupaya meningkatkan daya saing industri kecil dan menengah (IKM) sektor otomotif melalui percepatan transformasi digital, salah satunya dengan menjalin kerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Kolaborasi ini diwujudkan melalui kegiatan “Kick Off Match Making between Small and Medium Automotive Industry and System Integrator” yang berlangsung di Gedung Kemenperin, Jakarta, pada 25 Februari 2025.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), Reni Yanita, menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Jepang melalui JICA atas dukungannya dalam pengembangan industri otomotif di Indonesia. JICA sendiri merupakan lembaga pemerintah Jepang yang berperan dalam kerja sama pembangunan internasional, termasuk dalam mendukung transformasi digital dan peningkatan daya saing IKM.

Dalam kegiatan ini, Kemenperin dan JICA menginisiasi proyek kerja sama teknis “Automotive Industry Development” yang bertujuan mempertemukan IKM komponen otomotif yang berperan sebagai tier 2 atau tier 3 pemasok industri otomotif dengan System Integrator (SIers) atau Tech Startup. Program ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas IKM dalam menghadapi era industri 4.0.

Upaya digitalisasi dan otomatisasi dalam sektor IKM komponen otomotif dinilai penting untuk meningkatkan daya saing industri nasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Selain itu, IKM komponen otomotif juga perlu memenuhi standar quality, cost, and delivery (QCD) agar dapat berkontribusi lebih besar dalam ekosistem industri otomotif nasional.

Sebagai bagian dari strategi industri 4.0, pemerintah telah meluncurkan peta jalan “Making Indonesia 4.0” sejak 2018 untuk memperkuat sektor manufaktur nasional. Dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan, kebijakan peningkatan investasi dan ekspor terus didorong untuk memperkuat sektor manufaktur, rantai pasok, dan substitusi impor.

Investasi di sektor industri manufaktur pada tahun 2024 tercatat mencapai Rp721,2 triliun atau 42,1 persen dari total realisasi investasi nasional, dengan pertumbuhan 19,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan implementasi transformasi digital dalam industri diharapkan dapat semakin memperkuat daya saing, produktivitas, dan inovasi di sektor IKM.

Sektor industri otomotif sendiri memiliki peran penting dalam perekonomian nasional, dengan data penjualan kendaraan roda empat mencapai 865.723 unit dan kendaraan roda dua mencapai 6.333.310 unit pada tahun 2024. Kontribusi ini menunjukkan pentingnya peran IKM komponen otomotif dalam mendukung rantai pasok industri otomotif nasional.

Kemenperin optimistis bahwa kerja sama dengan JICA akan mempercepat transformasi digital sektor IKM otomotif serta membuka peluang ekspansi ke pasar internasional. Keberlanjutan program ini juga akan didukung dengan peningkatan kapasitas tenaga kerja dan penguatan ekosistem industri berbasis digital.

Direktur IKM Logam Mesin, Elektronik, dan Alat Angkut (LMEA), Dini Hanggandari, mengungkapkan bahwa dalam program ini sebanyak 13 IKM komponen otomotif dan 18 SIers atau Tech Startup akan terlibat dalam temu bisnis berbasis platform digital Startup for Industry. Platform ini akan memfasilitasi pertemuan antara IKM dan penyedia solusi teknologi guna meningkatkan daya saing mereka dalam menghadapi industri 4.0.

Kegiatan temu bisnis ini akan berlangsung selama tiga minggu, dimulai dari 26 Februari hingga 25 Maret 2025, diikuti dengan seleksi kebutuhan teknologi bagi IKM oleh Tim JICA dan Direktorat IKM LMEA. Implementasi teknologi 4.0 kemudian akan diterapkan di IKM terpilih selama periode Mei hingga Juli 2025.

Melalui kerja sama ini, Kemenperin berharap transformasi digital dapat semakin diperluas dan diadopsi oleh lebih banyak sektor industri di Indonesia. Dengan dukungan berbagai pihak, IKM diharapkan semakin mandiri, inovatif, serta berdaya saing di tingkat global.