Industri Perhiasan Catat Ekspor di Atas USD 5 Miliar, Berpotensi Dorong Pertumbuhan Ekonomi

0
449

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian terus berupaya meningkatkan kinerja industri perhiasan sebagai sektor bernilai tambah dan berdaya saing tinggi. Dalam mendukung upaya tersebut, kementerian bersama para pemangku kepentingan mendorong agar pelaku industri perhiasan memperoleh akses untuk mempromosikan produk unggulan serta memperluas jaringan bisnis.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menyampaikan bahwa industri perhiasan memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor ini berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan ekspor, serta pengembangan budaya dan kearifan lokal, sehingga memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar global.

Berdasarkan data Kemenperin, nilai ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia pada Desember 2024 mencapai USD435 juta, mengalami kenaikan 17,9 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Secara keseluruhan, nilai ekspor sepanjang tahun 2024 tercatat sebesar USD5,5 miliar. Kementerian optimistis tren positif ini akan terus berlanjut pada 2025 seiring dengan membaiknya kondisi ekonomi global.

Saat ini, industri perhiasan mengalami transformasi sejalan dengan perubahan gaya hidup, kemajuan teknologi, dan tren pasar global. Perhiasan tidak hanya berfungsi sebagai aksesori tetapi juga mencerminkan warisan budaya, keberlanjutan, dan modernitas. Tren yang berkembang di antaranya adalah desain minimalis serta pemanfaatan teknologi seperti 3D printing, yang memungkinkan produksi perhiasan dengan tampilan mewah namun tetap ringan.

Industri perhiasan dinilai memiliki potensi pasar yang besar, didukung oleh kreativitas para perajin dalam menghasilkan produk yang mengikuti tren. Untuk memperkuat daya saing sektor ini, Kemenperin melalui Ditjen IKMA terus mendorong kolaborasi antara pelaku IKM, desainer lokal, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya.

Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah mendukung pelaksanaan pameran dagang perhiasan bertaraf internasional, seperti Jakarta International Jewellery Fair (JIJF) 2025, yang digelar oleh Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) pada 27 Februari – 2 Maret 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC). Pameran ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi pelaku industri untuk memperkenalkan produk terbaru, menjalin kerja sama bisnis, serta berbagi informasi mengenai tren dan inovasi industri perhiasan.

Dalam ajang ini, APEPI memberikan fasilitasi kepada delapan pelaku IKM perhiasan binaan Ditjen IKMA yang telah lolos seleksi. Keikutsertaan mereka diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan industri perhiasan dalam negeri.

Selain mendukung pameran, Kemenperin juga menjalankan berbagai program strategis untuk mendorong pertumbuhan industri perhiasan nasional, seperti partisipasi dalam pameran domestik dan internasional, program e-smart IKM, Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), restrukturisasi mesin dan peralatan, serta bimbingan teknis. Dengan strategi yang tepat, industri perhiasan Indonesia diharapkan semakin kompetitif di pasar global.

Beragam produk perhiasan dengan desain inovatif ditampilkan dalam pameran tersebut, mulai dari perhiasan emas, perak, mutiara, berlian, hingga batu mulia dan semi mulia. Melalui acara ini, diharapkan dukungan terhadap perajin lokal semakin meningkat serta keberagaman budaya Indonesia dapat lebih diapresiasi melalui karya-karya perhiasan yang dihasilkan.