(Vibizmedia – Majalengka) Presiden Prabowo Subianto dilaporkan memimpin langsung Panen Raya Nasional yang berlangsung di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari panen serentak di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota yang menjadi strategi pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan data dari Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), luas panen nasional pada April 2025 diperkirakan mencapai lebih dari 1,5 juta hektare, dengan estimasi produksi lebih dari 8,6 juta ton gabah kering giling. Angka ini setara hampir 5 juta ton beras. Secara akumulatif, produksi gabah selama Januari hingga April 2025 disebut sebagai yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Presiden menyampaikan rasa terima kasih dan kebanggaannya atas pencapaian ini, yang ia nilai sebagai hasil kerja keras para petani dan sinergi antarinstansi. Keberhasilan ini pun ia pandang sebagai bentuk keberhasilan tidak hanya secara teknis, tetapi juga secara moral dan sosial. Ia mengingatkan pentingnya pangan sebagai fondasi utama sebuah negara, dan mengapresiasi seluruh pihak yang telah berkontribusi, termasuk jajaran kementerian, TNI, Polri, serta pemerintah daerah.
Presiden juga menyatakan kepuasannya karena selama Ramadan dan Idulfitri tahun ini, harga pangan terpantau stabil dan terjangkau. Ia menilai kondisi tersebut merupakan hasil nyata dari kerja kolektif pemerintah dan petani, apalagi di tengah situasi global yang menunjukkan banyak negara mengalami kekurangan bahan pangan.
Empat belas provinsi penyumbang utama produksi nasional disebut menyumbang lebih dari 91 persen dari total produksi April 2025. Di antara wilayah tersebut, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah memberikan kontribusi terbesar, sedangkan di luar Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat menjadi wilayah unggulan.
Pemerintah, menurut Presiden, tidak akan berhenti pada capaian ini. Ia menyebutkan bahwa berbagai program strategis seperti cetak sawah, modernisasi teknologi pertanian, penyederhanaan distribusi pupuk, dan penguatan koperasi desa akan terus diperkuat untuk mencapai swasembada pangan berkelanjutan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan buah dari kebijakan Presiden yang pro terhadap petani. Ia menyampaikan bahwa harga gabah telah meningkat hingga Rp6.500 per kilogram, sebuah hal yang sangat menggembirakan bagi petani. Selain itu, ia menjelaskan bahwa distribusi pupuk kini lebih sederhana dan efisien, karena tidak lagi memerlukan prosedur birokratis yang berbelit.
Ia juga mengungkapkan bahwa program pompanisasi berhasil meningkatkan produksi di Pulau Jawa hingga 2,8 juta ton, bahkan di tengah tekanan iklim seperti El Nino. Produksi nasional selama Januari–Maret 2025 disebut meningkat sebesar 52 persen berdasarkan data BPS.
Presiden menutup sambutannya dengan menyampaikan rasa hormat yang tinggi kepada para petani, yang menurutnya layak disebut sebagai pahlawan produksi. Ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus berpihak kepada mereka demi masa depan pangan nasional yang lebih kuat dan mandiri.