Industri Pengolahan Nonmigas Meningkat, Kontribusi ke Ekonomi Nasional Makin Besar

0
190

(Vibizmedia – Jakarta) Industri pengolahan nonmigas terus menunjukkan tren positif dengan kontribusi terhadap perekonomian nasional yang mencapai 17,50% pada triwulan I-2025, naik dari 17,47% pada periode yang sama tahun 2024 dan lebih tinggi dibanding angka tahunan 17,16% di 2024. Sejak triwulan II-2022 pasca-COVID-19, sektor ini terus mengalami peningkatan.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi kinerja industri manufaktur nasional yang tetap tangguh di tengah tantangan global dan maraknya produk impor murah. Ia menegaskan bahwa tren peningkatan ini mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam memperkuat struktur industri dari hulu hingga hilir guna menciptakan nilai tambah dan lapangan kerja.

Untuk mendorong daya saing industri, pemerintah terus mengoptimalkan hilirisasi industri dan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) melalui kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Reformasi TKDN yang dimulai sejak Januari 2025 bertujuan meningkatkan nilai tambah dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Agus menekankan bahwa hilirisasi menjadi kunci dalam mengubah ekonomi berbasis komoditas mentah menjadi produk bernilai tinggi, yang berdampak pada ekspansi investasi, peningkatan ekspor, serta penciptaan lapangan kerja. Dengan kombinasi kebijakan hilirisasi, peningkatan TKDN, serta transformasi industri berbasis teknologi dan riset, ia optimistis sektor manufaktur akan terus menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.

Dukungan terhadap industri manufaktur juga terlihat dalam data World Bank, yang mencatat bahwa Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia mencapai USD 255,96 miliar pada 2023, meningkat 36,4% dibandingkan 2022 dan menjadi angka tertinggi dalam sejarah. Pencapaian ini menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dalam daftar negara manufaktur global, sejajar dengan Inggris, Rusia, dan Prancis.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri pengolahan nonmigas tumbuh 4,31% pada triwulan I-2025, didorong oleh beberapa sektor utama, di antaranya:
✅ Industri makanan dan minuman (tumbuh 6,04%), terdorong oleh tingginya permintaan selama Ramadan dan Idulfitri.
✅ Industri logam dasar (tumbuh 14,47%), sejalan dengan meningkatnya permintaan luar negeri terhadap besi dan baja.
✅ Industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki (tumbuh 6,95%), didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor.

Dengan tren pertumbuhan yang terus meningkat, industri manufaktur nasional semakin mengukuhkan perannya sebagai motor utama ekonomi Indonesia, baik dalam penciptaan lapangan kerja, peningkatan ekspor, maupun daya saing global.