Menteri UMKM Dorong Diversifikasi Pasar untuk Hadapi Ketidakpastian Global

0
314
Menteri UMKM Maman Abdurrahman/Foto: Kementerian UMKM

(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mendorong pelaku UMKM untuk melakukan diversifikasi pasar guna menghadapi ketidakpastian ekonomi global, termasuk dampak dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS). Hal ini disampaikan dalam sarasehan ekonomi bertema “Peluang dan Sinergi Pengusaha dengan UMKM untuk Membangun Ekonomi Daerah Perbatasan dalam Dinamika Ekonomi Global sebagai Percepatan Program Asta Cita” yang diselenggarakan oleh Bupati Sambas di Jakarta pada Jumat, 9 Mei 2025.

Maman menekankan bahwa meskipun kondisi perekonomian global tidak sepenuhnya stabil, hal tersebut seharusnya tidak menjadi alasan untuk takut. Sebaliknya, situasi ini dapat dijadikan pelajaran untuk mengubah tantangan menjadi peluang. Ia juga menyatakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cukup kuat, meskipun tekanan psikologis akibat kebijakan tarif AS tetap dirasakan oleh para pengusaha.

Lebih lanjut, Maman mengungkapkan bahwa dampak dari ketegangan dagang menyebabkan Tiongkok mencari pasar baru, dan Indonesia dinilai sebagai salah satu alternatif. Jika Indonesia menjadi target pasar alternatif dari produk Tiongkok, hal ini harus diantisipasi. Oleh karena itu, pemerintah mendorong diversifikasi pasar untuk UMKM, baik untuk ekspor maupun pasar domestik.(Padang Ekspres)

Selain mendorong UMKM untuk mencari pasar ekspor baru di luar Amerika, Maman juga mengingatkan pentingnya memanfaatkan potensi besar pasar domestik Indonesia. Ia menyebut bahwa pasar domestik Indonesia besar dan signifikan, dan jangan sampai terjebak hanya mengejar ekspor, padahal potensi di dalam negeri sangat menjanjikan, terutama pasca dampak tarif AS.

Untuk memperkuat daya saing UMKM di tengah persaingan global, pemerintah mulai menerapkan strategi klasterisasi sektor. Sebagai contoh, pengelompokan pengusaha mikro di sektor kerajinan tangan seperti merchandise atau barang hiasan. Dulu, karena bergerak sendiri-sendiri, biaya produksi tinggi dan volume tidak signifikan. Sekarang, pemerintah mengkonsolidasikan 500 sampai 1.000 pengusaha dalam bentuk holding dan membantu permodalan, yang akan menekan biaya produksi secara signifikan.

Dengan langkah-langkah ini, Maman berharap UMKM Indonesia tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga tumbuh dan bersaing di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.