(Vibizmedia – Padang) Saint Lucia, negara kepulauan di Karibia, terus mempererat kolaborasi dengan Indonesia dalam pengembangan sektor industri agro, termasuk pelatihan peningkatan kompetensi SDM untuk mencetak wirausaha industri baru.
Sejak menjalin hubungan diplomatik pada 1994, kedua negara telah melaksanakan berbagai bentuk kerja sama bilateral dan multilateral. Salah satunya, pelatihan diversifikasi produk kelapa yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian RI melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) di Politeknik ATI Padang, dengan dukungan dari Kementerian Keuangan dan Kementerian Luar Negeri.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan bahwa kerja sama ini mendukung program hilirisasi industri nasional sesuai Asta Cita. Ia mencatat, pada 2024 sektor agro berhasil mencatat ekspor senilai USD67,08 miliar dengan volume 67,07 juta ton, serta menarik investasi sebesar Rp206,3 triliun. Sektor ini juga menyerap 9,37 juta tenaga kerja.
Dalam pertemuan dengan Duta Besar Saint Lucia untuk Indonesia, Menissa Rambally, Kepala BPSDMI Masrokhan membahas peluang kerja sama lanjutan, termasuk pengembangan inkubator bisnis produk kelapa dan pelatihan lanjutan untuk negara-negara Karibia. Pelatihan sebelumnya telah diikuti oleh 19 peserta dari sembilan negara, dua di antaranya dari Saint Lucia.
Masrokhan menjelaskan, pada Juni 2025 akan dilakukan studi kelayakan di Saint Lucia dan Guyana untuk memetakan kebutuhan dalam pendampingan pembangunan inkubator bisnis produk kelapa. Selain kelapa, potensi kerja sama juga mencakup komoditas lain seperti sukun dan sargassum—yang berpotensi diolah menjadi biodiesel, bioetanol, dan pupuk.
BPSDMI juga berencana membangun mini plant pengolahan kelapa di Saint Lucia dengan dukungan FAO. Menissa Rambally menegaskan bahwa kelapa adalah sumber daya strategis bagi negaranya, dan kerja sama ini sangat penting untuk menghidupkan kembali industri yang lesu serta membuka peluang diversifikasi produk.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah Saint Lucia mendorong investasi di sektor agro, khususnya untuk wirausahawan muda. Rencana pembangunan mini plant oleh Kemenperin dinilai sejalan dengan mandat tersebut.
Selain itu, BPSDMI melalui Politeknik ATI Padang juga tengah menggelar Pelatihan Pengolahan Mangga dan Pisang yang diikuti oleh 275 peserta dari negara-negara Karibia. Kedua pihak berharap kerja sama ini terus berkembang melalui berbagai program pelatihan lanjutan, baik daring maupun luring.