Industri Kopi Nasional Siap Bersaing Global, Kunci Utama: Inovasi

0
552

(Vibizmedia – Jakarta) Industri pengolahan kopi di Indonesia terus menunjukkan performa positif dan menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan sektor agroindustri. Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan rantai industri kopi secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir.

Pada tahun 2024, produksi kopi olahan nasional tercatat mencapai 1,04 juta ton dengan tingkat utilisasi industri sebesar 77%. Ekspor produk kopi olahan juga memberikan kontribusi signifikan dengan volume mencapai 196,8 ribu ton dan nilai ekspor USD661,9 juta.

Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyatakan bahwa industri kopi Indonesia terus menunjukkan peningkatan dari sisi produksi, ekspor, dan kualitas. Namun, ia juga mencatat bahwa pangsa pasar kopi Indonesia di berbagai negara masih tergolong kecil.

“Kopi Indonesia sangat beragam, berasal dari berbagai daerah dengan karakteristik tanah dan ketinggian yang berbeda, menghasilkan cita rasa yang khas. Ini menjadi peluang besar bagi pelaku industri untuk terus berinovasi dalam mengembangkan produk kopi olahan,” ujar Faisol di Jakarta, Senin (19/5).

Ia menekankan pentingnya inovasi dan pemanfaatan teknologi dalam menghadapi persaingan global industri kopi. Menurutnya, dengan kerja sama dan kreativitas, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi produsen kopi terbesar di dunia.

Saat ini, Indonesia telah memiliki 54 jenis kopi yang memperoleh sertifikat Indikasi Geografis (IG), yang memperkuat branding kopi lokal di pasar internasional. Sertifikasi IG ini juga menjadi alat penting dalam upaya premiumisasi produk kopi olahan.

Di sisi konsumsi, data Kementerian Perindustrian mencatat tingkat konsumsi kopi nasional mencapai 1,03 kg per kapita, dengan total konsumsi domestik sekitar 288 ribu ton. Pertumbuhan pasar kopi Indonesia diperkirakan mencapai 3,61% selama periode 2024–2029, menciptakan peluang besar bagi masuknya investasi di sektor kopi kekinian, specialty coffee, serta produk turunan seperti kopi kapsul, kopi celup, kopi siap minum (RTD), sirup, dan permen berbasis kopi.

Pertumbuhan industri ini juga didorong oleh maraknya kedai kopi yang meningkat hampir tiga kali lipat dalam tiga tahun terakhir, mencerminkan antusiasme tinggi dari generasi muda terhadap budaya minum kopi. Berdasarkan data BPS, lebih dari 53% populasi Indonesia kini merupakan Gen-Z dan milenial—segmen yang menjadi motor utama pertumbuhan pasar kopi modern.

Peluang pengembangan industri kopi lokal juga diperkuat dengan kehadiran pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan roastery yang semakin aktif dalam rantai pasok industri kopi nasional dan global.

Indonesia juga mencatat tonggak penting dengan menjadi tuan rumah ajang internasional World of Coffee 2025, yang digelar pada 15–17 Mei 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC). Lebih dari 400 merek kopi dan pelaku industri dari berbagai negara, seperti India, Timor Leste, Amerika Serikat, dan Vietnam, turut serta dalam ajang ini, termasuk petani, barista, dan roaster.

“Ini momen membanggakan bagi kita. Semoga lewat ajang ini, industri kopi Indonesia bisa semakin naik kelas dan mengambil porsi lebih besar dalam perdagangan kopi dunia,” kata Faisol.

Untuk memperkuat pengembangan industri kopi, Kementerian Perindustrian menjalankan berbagai strategi, seperti pelatihan Good Manufacturing Practices (GMP), transformasi menuju industri 4.0, hingga pemberian insentif fiskal seperti super deduction tax bagi pelaku industri yang berinvestasi dalam kegiatan litbang dan pelatihan vokasi. Program restrukturisasi mesin dan peralatan industri juga terbukti meningkatkan efisiensi produksi hingga 30% dan mutu produk sebesar 25%.

Langkah-langkah strategis ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem industri kopi nasional secara menyeluruh, mendorong terciptanya nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, serta peningkatan ekspor yang berkelanjutan.