Keberhasilan Negara-Negara Pengguna Bahasa Inggris

0
1216
Rama, Asisten Pengajar Bahasa Asing (FLTA) Fulbright tahun 2022 dari Indonesia, menjalin persahabatan dengan sesama FLTA yang berasal dari Thailand, Vietnam, Tunisia, Pakistan, dan Afrika Selatan, yang semuanya berkumpul di University of Wisconsin–Madison USA (Foto: Instagram Fulbright Program)

(Vibizmedia – Kolom) Negara-negara seperti Amerika Serikat, Britania Raya (Inggris, Skotlandia, Wales, Irelandia Utara), Kanada (bersama dengan Prancis), Australia, Selandia Baru dan Irelandia, adalah negara pemakai bahasa Inggris sebagai bahasa utama.

Ada banyak keuntungan yang dimiliki negara-negara ini. Pertama adalah di bidang ekonomi dan bisnis, karena bahasa Inggris adalah bahasa bisnis global yang memudahkan perdagangan dan investasi internasional. Selain itu dalam bidang pendidikan dan penelitian. Universitas ternama seperti Harvard, Oxford, dan MIT menggunakan bahasa Inggris yang telah menarik mahasiswa dari seluruh dunia. Banyak jurnal ilmiah dan teknologi yang ditulis dalam bahasa Inggris. Teknologi dan inovasi sektor juga tersedia di Inggris. Pemrograman dalam komunikasi dengan teknologi industri didasarkan pada Bahasa Inggris.

Dalam hal diplomasi dan politik global juga diuntungkan, karena bahasa Inggris adalah salah satu bahasa resmi PBB, NATO, dan organisasi internasional lainnya. Negara berbahasa Inggris lebih mudah berinteraksi dalam hubungan diplomasi.

Dalam industri hiburan dan media juga memiliki keunggulan karena film Hollywood, musik, dan konto digital menggunakan bahasa Inggris. Industri pariwisata juga diuntungkan karena bahasa Inggris menjadi bahasa komunikasi internasional.

Selain itu memiliki kemudahan akses terhadap informasi dan pengetahuan. Bahkan internet didominasi oleh akun-akun berbahasa Inggris, sehingga memudahkan akses ke informasi terbaru. Banyak buku, kursus online, dan sumber daya pendidikan tersedia dalam Bahasa Inggris.

Dengan keuntungan ini, negara-negara berbahasa Inggris memiliki posisi strategi dalam berbagai bidang global.

Sejarah Singkat Penggunaan Bahasa Inggris sebagai Bahasa Kedua di Berbagai Negara

Bahasa Inggris menjadi bahasa resmi atau kedua di sejumlah negara karena pengaruh kolonialisme Britania Raya dan dominasi global negara-negara berbahasa Inggris seperti Amerika Serikat.

India dijajah Britania selama hampir 200 tahun. Inggris memperkenalkan sistem hukum, pendidikan, dan pemerintahan dalam bahasa Inggris. Kini, bahasa Inggris digunakan resmi bersama Hindi. Sedangkan Filipina dikuasai AS setelah era Spanyol. Bahasa Inggris diperkenalkan melalui pendidikan publik dan kini menjadi bahasa resmi di pendidikan, bisnis, dan media. Sementara itu Singapura menjadi koloni Britania hingga tahun 1963. Setelah merdeka, Singapura tetap menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa utama antar-etnis, pendidikan, dan bisnis.

Negara Malaysia menjadi bagian dari koloni Britania hingga 1957. Saat ini meski Bahasa Malaysia menjadi bahasa nasional, bahasa Inggris Inggris masih banyak dipakai di sektor hukum dan bisnis. Sedangkan Nigeria menjadi koloni Britania hingga 1960. Bahasa Inggris dijadikan alat pemersatu berbagai etnis dan tetap jadi bahasa resmi. Sementara Afrika Selatan dikuasai Britania pasca-Perang Boer. Kini, bahasa Inggris adalah satu dari 11 bahasa resmi dan dominan di bisnis serta hukum di Afrika Selatan.

Ini menunjukkan bagaimana kekuatan sejarah membentuk lanskap linguistik dunia saat ini. Bahasa Inggris bertahan sebagai bahasa kedua karena peran historis dan fungsionalnya dalam administrasi, pendidikan, dan komunikasi lintas budaya. Bahasa Inggris telah berperan sebagai jembatan untuk berkembang secara global.

Keberhasilan Negara ASEAN Pengguna Bahasa Inggris sebagai Bahasa Ke Dua

Menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua bukan hanya linguistik strategis, tetapi juga merupakan investasi dalam pembangunan nasional. Keberhasilan negara-negara seperti Filipina, Singapura, dan Malaysia, sebagai pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa kedua terbuki melalui data konkrit yang menunjukkan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan daya saing global.

Filipina
Keunggulan dalam Industri BPO (Business Process Outsourcing) berbasis bahasa Inggris di Filipina bernilai sekitar $38.7 miliar, telah mempekerjakan sekitar 1.3 juta orang, dan menyumbang sekitar 8% dari PDB nasional.

Sekitar 93% penduduk Filipina memiliki kemampuan berbahasa Inggris, menjadikan negara dengan peringkat kedua tertinggi di Asia dalam Indeks Kemahiran Bahasa Inggris EF 2023, setelah Singapura.

Filipina juga memiliki akses pendidikan dan tenaga kerja yang terampil dimana setiap tahunnya menghasilkan sekitar 350,000 lulusan perguruan tinggi dan banyak di antaranya memiliki latar belakang pendidikan dalam bahasa Inggris, menjadikan mereka kandidat ideal untuk pasar kerja global.

Selain itu aksen bahasa Inggris Filipina yang netral dan pemahaman budaya Barat memudahkan komunikasi dengan klien internasional, meningkatkan daya saing dalam layanan pelanggan dan dukungan teknis.

Singapura
Singapura menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar utama dalam pendidikan dan pemerintahan. Pendekatan ini telah menghasilkan Singapura menduduki peringkat pertama di Asia dalam Indeks Kemahiran Bahasa Inggris EF, menunjukkan tingkat kemahiran yang sangat tinggi di antara penduduknya.

Selain itu, kemampuan berbahasa Inggris yang tinggi mendukung posisi Singapura sebagai pusat keuangan dan pendidikan internasional, menarik investasi asing dan pelajar dari seluruh dunia. Singapura menjadi pusat keuangan dan pendidikan global karenanya.

Malaysia
Malaysia mengadopsi pendekatan multibahasa dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Salah satu keuntungan hal ini adalah meningkatkan akses ke pendidikan tinggi internasional. Penggunaan bahasa Inggris dalam pendidikan tinggi memudahkan pelajar Malaysia melanjutkan studi di luar negeri dan menarik pelajar internasional ke Malaysia.

Selain itu kemampuan berbahasa Inggris mendukung pertumbuhan sektor-sektor seperti teknologi informasi, keuangan, dan penelitian, yang memerlukan komunikasi global. Hal ini memperkuat sektor basis ekonomi pengetahuan.

Data di atas menunjukkan bahwa penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua telah memberikan keuntungan kompetitif bagi negara-negara ASEAN dalam meningkatkan daya saing ekonomi dengan mempermudah akses ke pasar global dan investasi menarik asing. Selain itu juga meningkatkan kualitas pendidikan dan memungkinkan akses ke literatur ilmiah dan pendidikan internasional. Keuntungan lainnya adalah perluasan peluang kerja: dalam industri global seperti BPO, teknologi, dan layanan profesional.

Dengan demikian, strategi menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua telah terbukti efektif dalam mendorong pembangunan ekonomi dan sosial di kawasan ASEAN.

Bagaimana dengan Penggunaan Bahasa Inggris di Indonesia?

Indonesia tidak menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama, tetapi sebagai bahasa asing dan bahasa kedua dalam beberapa sektor. Bahasa resmi di Indonesia adalah Bahasa Indonesia.

Tantangan dalam Penggunaan Bahasa Inggris di Indonesia

Di Indonesia pemerataan pendidikan bahasa Inggris masih kurang. Akses ke pendidikan bahasa Inggris masih lebih banyak di perkotaan dibandingkan pedesaan. Selain itu tingkat kemampuan berbahasa Inggris bervariasi di Indonesia. Banyak orang Indonesia memahami dasar-dasar bahasa Inggris, tetapi tidak semua mampu berbicara atau menulis dengan lancar.

Selain itu kurangnya latihan dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi tantangan yang lain. Bahasa Inggris tidak digunakan secara aktif dalam komunikasi sehari-hari, sehingga banyak orang kesulitan dalam pengucapan dan percakapan.

Berdasarkan data terbaru dari EF English Proficiency Index (EF EPI) 2024, berikut adalah perhitungan kemampuan berbahasa Inggris negara-negara ASEAN:

Secara singkat  kondisi kemampuan bahasa Inggris di Indonesia untuk skor EF EPI adalah 468 (di bawah rata-rata global 477). Harga global Indonesia 80 hingga 116 persen, dan Asia Indonesia 12 hingga 23 persen. Hal ini tidak terjadi di Indonesia.

Tantangan yang dihadapi Indonesia adalah menurunnya skor Indonesia, yaitu menurun 5 poin dari tahun sebelumnya. Juga tidak meratanya distribusi kemampuan berbahasa Inggris di wilayah-wilayah Indonesia. Wilayah Jawa menunjukkan skor tertinggi, sementara wilayah timur seperti Maluku dan Papua memiliki skor terendah. Selain itu, dari sisi usia, maka kelompok usia 26-30 tahun  memiliki kemampuan bahasa Inggris tertinggi.

Indonesia Perlu Mengejar dengan Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Inggris di Indonesia

Melihat keberhasilan yang dialami negara-negara tetangga yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ke dua, Indonesia perlu menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris masyarakatnya. Saat ini melalui kebijakan pemerintah, program pendidikan, maupun inisiatif dari swasta dan komunitas, maka dilakukan beberapa strategi.

Pertama, melakukan peningkatan kurikulum bahasa Inggris di Sekolah dimana penerapan bahasa Inggris perlu dilakukan sejak dini. Banyak sekolah mulai mengealkan bahasa Inggris di tingkat pendidikan dasar bahkan prasekolah. Selain itu Kemendikbudristek telah melakukan revisi kurikulum agar pembelajaran bahasa Inggris lebih lebih komunikatif dan berbasis kompetensi. Beberapa sekolah negeri dan swasta mulai menggunakan pengantar bahasa Inggris atau mengadopsi kurikulum internasional.

Kedua, pemerintah dan lembaga swasta memberikan pelatihan dan sertifikasi bagi guru bahasa Inggris, agar metode pengajaran mereka lebih efektif dan sesuai dengan standar global. Program MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) juga membantu guru bahasa Inggris saling berbagi strategi dan sumber daya.

Ke tiga, menyiapkan program beasiswa dan pertukaran pelajar seperti LPDP, Fulbright, Australia Awards, dll, anggota kesempatan kepada pelajar dan dosen untuk belajar di negara-negara berbahasa Inggris. Selain program itu seperti Darmasiswa dan Youth Exchange Program juga membuka peluang pengalaman budaya dan linguistik lintas negara.

Ke empat, merancang program internasional di Pendidikan Tinggi dan Universitas. Beberapa universitas di Indonesia mulai menyediakan program studi internasional dengan pengantar bahasa Inggris. Dosen dan mahasiswa didorong untuk menerbitkan karya ilmiah dalam bahasa Inggris dan mengikuti konferensi internasional.

Artinya, ada banyak teknologi di media digital. Aplikasi belajar bahasa seperti Duolingo, BBC Learning English, dan YouTube menjadi sumber belajar tambahan. Pemerintah juga menyediakan platform pembelajaran digital, seperti Rumah Belajar dan program televisi edukatif.

Ke enam, membangun kampung Inggris seperti yang ada di Pare, Kediri, Jawa Timur menjadi pusat pembelajaran informal bahasa Inggris yang sangat terkenal, menarik ribuan pelajar dari seluruh Indonesia.

Selain itu dalam kerangka Merdeka Belajar, sekolah diberi keleluasaan untuk merancang metode pembelajaran yang lebih kontekstual dan relevan, termasuk dalam pengajaran bahasa Inggris.

Strategi selanjutnya adalah menjalin kerja sama dengan British Council, Kedutaan Besar AS, dan organisasi internasional lainnya untuk pelatihan guru, penyediaan materi terbuka, dan tes kemampuan bahasa seperti TOEFL dan IELTS.

Dengan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris masyarakat Indonesia secara luas maka diharapkan Indonesia mampu mencapai ketertinggalan kompetitif dari negara-negara pengguna bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, dan bahkan bisa melampaui mereka dalam berbagai sektor bila digabung dengan potensi sumber daya dan budaya Indonesia yang kuat.