(Vibizmedia – Jakarta) Sebagai bagian dari strategi memperkuat ekosistem ekonomi kreatif Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan lima perguruan tinggi nasional. Penandatanganan dalam terjemahan Thamrin Nine, Jakarta, Rabu (20/5/2025), sebagai bentuk sinergi antara pemerintah dan dunia pendidikan tinggi.
Lima institut yang kini terlibat adalah Telkom University, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Universitas Syiah Kuala, Universitas Katolik Parahyangan, dan Universitas Kebangsaan Republik Indonesia.
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menyampaikan bahwa penandatanganan ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, momen yang mencerminkan semangat kolaboratif hard muda Indonesia. “Kerja sama ini memperkuat pendekatan hexahelix di mana perguruan tinggi menjadi salah satu elemen kunci dalam penelitian, inovasi, dan pengembangan SDM ekonomi kreatif,” ujarnya.
Kerja sama ini sejalan dengan program empat unggulan Kemenparekraf:
EKRAF DATA: pengumpulan data yang kreatif secara ekonomi,
EKRAF BIJAK: penguatan regulasi dan kelembagaan,
TALENTA EKRAF: pengembangan kapasitas pelaku ekraf,
SINERGI EKRAF: kolaborasi di sektor dan produksi produk lokal.
MoU ini mencakup kerja sama di bidang pendidikan, penelitian bersama, pelatihan, pertukaran data, dan penguatan kapsitas SDM. Penandatanganan dilakukan oleh pejabat tinggi Kemenparekraf dan pimpinan masing-masing perguruan tinggi, disaksikan langsung oleh Menteri Ekraf.
Sebagai langkah lanjutan, Kemenparekraf juga menginisiasi pembentukan Konsorsium Perguruan Tinggi Ekonomi Kreatif, wadah kolaborasi antar kampus yang bertujuan menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung pertumbuhan industri kreatif.
Deklarasi pendirian konsorsium ini dibacakan oleh perwakilan dari berbagai perguruan tinggi, termasuk Universitas Indonesia, ISI Yogyakarta, Institut Kesenian Jakarta, ITB, President University, LaSalle College, dan lainnya. Konsorium ini mengusung sepuluh poin komitmen, di antaranya pengabdian kepada masyarakat yang berdampak nyata serta perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual untuk menciptakan nilai tambah ekonomi.
Deputi Pengembangan Strategi Ekonomi Kreatif, Cecep Rukendi, menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan upaya kolektif untuk mengakselerasi pertumbuhan sektor kreatif nasional melalui kekuatan akademik.
Dalam berbagai hal, Menteri Ekraf menegaskan bahwa peran kampus sangat penting dalam mencetak bakat-bakat kreatif dan menghasilkan aplikasi penelitian yang dibutuhkan industri. “Kami berharap kolaborasi ini memperkuat sinergi antara kebijakan pemerintah dan kontribusi akademisi demi terciptanya ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif, inovatif, dan bekelanjutan,” tegasnya.
Acara ini juga dihadiri oleh para rektor dari universitas mitra, perwakilan anggota konsorsium, serta pejabat Kemenparekraf termasuk Wamenekraf Irene Umar, Sekretaris Kementerian Dessy Ruhati, dan sejumlah deputi serta direktur terkait.









