
(Vibizmedia – Jakarta) Menjelang Konferensi Tingkat Tinggi Global Partnership on AI (GPAI) yang akan digelar di Bratislava, Slovakia, Pemerintah Republik Indonesia dan Slovakia sepakat memperkuat kerja sama strategis dalam pengembangan tata kelola kecerdasan artifisial (AI) yang inklusif dan berkelanjutan.
(Vibizmedia – Jakarta) Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, menyampaikan bahwa kolaborasi ini menjadi bagian dari langkah aktif Indonesia untuk menjembatani kesenjangan pengembangan AI antara negara maju dan negara berkembang.“Kami menyadari adanya ketimpangan antara negara-negara utara dan selatan dalam pengembangan AI. Karena itu, Indonesia tidak ingin hanya menjadi pengguna, tetapi juga ingin berperan sebagai pengembang AI yang berpengaruh,” ujar Nezar dalam keterangan resminya usai menerima kunjungan Duta Besar Slovakia untuk Indonesia, Tomas Ferko, di Jakarta Pusat, Jumat (23/5/2025).
KTT GPAI dijadwalkan berlangsung pada 25–26 November 2025 di Bratislava. Indonesia sendiri diundang untuk berpartisipasi secara aktif dalam forum ini, sebagai bagian dari proses aksesi ke Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
“Slovakia merupakan salah satu negara pelopor dalam merumuskan prinsip-prinsip AI OECD, yang kini dijadikan rujukan global oleh berbagai forum, termasuk G7, G20, dan Uni Eropa. Kolaborasi ini sangat strategis, terutama saat Indonesia sedang merampungkan regulasi nasional AI,” jelas Nezar.
Ia menambahkan bahwa pemerintah Indonesia tengah menyusun Peta Jalan Nasional AI, yang merupakan kelanjutan dari penerbitan Surat Edaran Menkominfo Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. Selain itu, Rancangan Peraturan Presiden mengenai pengembangan dan pemanfaatan AI juga sedang difinalisasi.
“Kami benar-benar fokus pada proses perumusan kebijakan AI. Sebab, tidak ada satu standar yang cocok untuk semua negara—setiap negara memiliki kebutuhan dan tantangan yang berbeda,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Nezar juga mengungkapkan bahwa Indonesia menyambut baik tawaran Slovakia untuk melakukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan terkait pengembangan ekosistem AI.
“Kami aktif membangun kemitraan dengan berbagai negara, dan kerja sama dengan Slovakia membuka peluang besar untuk penguatan ekosistem AI yang kolaboratif,” tambahnya.
Sebagai tindak lanjut, kedua negara sepakat mendorong pertukaran pakar, penguatan kapasitas SDM, dan perluasan kerja sama digital secara menyeluruh.
“Pertemuan ini bisa menjadi awal dari inisiatif lebih lanjut, seperti pertukaran ahli, terutama saat Slovakia menjadi tuan rumah pertemuan global AI. Ini kesempatan bagus untuk memperdalam regulasi dan berdialog dengan berbagai pemangku kepentingan internasional,” tutup Nezar.








