Kemenparekraf Luncurkan Program ASIK 2025 untuk Perkuat Ekspor Fesyen, Kriya, dan Kuliner

0
643
Foto:Kemenparekraf

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) meluncurkan Program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK) 2025 sebagai upaya memperkuat ekspor tiga subsektor ekonomi kreatif unggulan: fesyen, kriya, dan kuliner. Program ini merupakan hasil kolaborasi bersama Kementerian UMKM dan Kementerian Perdagangan, diluncurkan pada Senin, 26 Mei 2025 di Ballroom Thamrin Nine, Jakarta.

ASIK 2025 dirancang secara menyeluruh melalui tahapan kurasi, bootcamp, sertifikasi, business matching, hingga pameran ekspor. Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menegaskan bahwa program ini menjadi wadah strategis yang menghubungkan potensi lokal dengan pasar global.

“Presiden Prabowo menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian demi membangun ekosistem ekonomi kreatif yang bukan hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga menarik investasi dan memperluas pasar ekspor. Program ASIK diharapkan menjadi motor penggerak bagi subsektor prioritas agar mampu bersaing di kancah internasional,” ujar Teuku Riefky.

Ketiga subsektor tersebut diketahui menyerap sekitar 94% tenaga kerja ekonomi kreatif dan menyumbang 75% nilai ekspor dari sektor ini. Dengan mengangkat tema “Scan The Spirit of Indonesian Creativity”, ASIK 2025 tidak hanya mendorong ekspor, tetapi juga mengenalkan budaya dan identitas kreatif Indonesia ke dunia.

Kolaborasi Lintas Sektor

Menteri Teuku Riefky menjelaskan bahwa pelaksanaan ASIK melibatkan berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia, Bank Syariah Indonesia, Shopee Indonesia, MRA Group, dan Paragon Corp. Program ini didesain untuk membantu pelaku ekonomi kreatif meningkatkan kapasitas produksi, kualitas produk, serta memperluas akses pasar ekspor.

Pada kesempatan yang sama, Kemenparekraf menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Kementerian UMKM sebagai bentuk sinergi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berbasis kreativitas dan kewirausahaan.

Menteri UMKM Maman Abdurrahman menambahkan, “Transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045 memerlukan peran strategis subsektor kreatif. Kementerian UMKM siap mendukung dari sisi pembiayaan, pelatihan, dan akselerasi pasar domestik.”

Inovasi dalam Ekspor Kreatif

Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kemenparekraf, Yuke Sri Rahayu, memperkenalkan konsep inovatif berupa penggunaan QR Code sebagai simbol interaksi budaya global melalui produk-produk lokal. “Kreativitas Indonesia bukan sekadar estetika, melainkan juga sarana membangun koneksi budaya dunia,” ujarnya.

Perwakilan Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, mencatat bahwa ekspor produk ekonomi kreatif non-jasa tumbuh rata-rata 26,48% dalam lima tahun terakhir. Negara tujuan utama meliputi AS, Swiss, Jepang, Hong Kong, dan India. Ia menegaskan bahwa peluncuran ASIK 2025 dapat memperkuat daya saing jenama lokal di pasar global dengan dukungan ekosistem yang lebih solid.

Dukungan Luas dari Pemerintah dan Swasta

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Ekraf Irene Umar, Wakil Menteri UMKM Helvi Yuni Moraza, dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Fajarini Puntodewi. Hadir pula berbagai pejabat dari Kemenparekraf, Bank Indonesia, dan perwakilan sektor swasta serta komunitas kreatif nasional.

ASIK 2025 menandai langkah konkret pemerintah dalam mendorong produk kreatif Indonesia menjadi pemain utama di panggung global, dengan semangat kolaborasi dan inovasi sebagai fondasi utama.