Menperin Apresiasi Kontribusi Yuasa Battery dalam Penguatan Industri Otomotif Nasional

0
240
Foto; Kemenperin

(Vibizmedia – Jakarta) Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT Yuasa Battery Indonesia atas perannya dalam memperkuat sektor industri nasional, khususnya industri komponen otomotif. Sebagai salah satu produsen aki kendaraan terbesar di Indonesia, Yuasa berhasil memproduksi sekitar 9 juta unit aki motor dan 1,2 juta unit aki industri setiap tahun.

Yuasa memproduksi berbagai jenis aki, seperti aki kering (maintenance-free), aki basah, dan baterai industri termasuk VRLA dan deep cycle. Seluruh produk telah memenuhi standar nasional dan internasional serta didukung laboratorium bersertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO 14001:2015.

“Yuasa tidak hanya mendominasi pasar domestik, tetapi juga menembus pasar internasional. Sekitar 20% produksinya diekspor ke Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika, dengan jaringan distribusi nasional yang mencakup lebih dari 47 cabang dan dealer resmi,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Senin (26/5).

Berdasarkan data World Bank dan UN Statistics, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia tahun 2023 mencapai USD255,96 miliar — tertinggi sepanjang sejarah — menempatkan Indonesia di posisi ke-12 dunia dan ke-5 di Asia. Di ASEAN, Indonesia mencatatkan MVA tertinggi, melampaui Thailand dan Vietnam.

“Dengan capaian tersebut, saya yakin Yuasa turut berkontribusi dalam peningkatan MVA nasional,” tambahnya.

BPS mencatat pertumbuhan industri pengolahan nonmigas triwulan I-2025 sebesar 4,31%. Meskipun terjadi perlambatan, kontribusi sektor ini terhadap PDB meningkat menjadi 17,50%. Menperin menegaskan bahwa isu deindustrialisasi tidak berdasar, merujuk pada data MVA, kinerja ekspor-impor, serta investasi manufaktur yang terus meningkat.

Sebagai pasar kendaraan bermotor terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki rasio kepemilikan mobil 99 per 1.000 penduduk — lebih rendah dari Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211). Namun, Indonesia mencatatkan penjualan domestik tertinggi, menandakan potensi besar bagi pasar otomotif dan komponennya.

“Ini menjadi peluang besar bagi Yuasa untuk memperluas perannya, seiring dengan peningkatan daya beli dan kesejahteraan masyarakat,” jelas Agus.

Sejalan dengan arah pengembangan industri otomotif ramah lingkungan, pemerintah memberikan berbagai insentif bagi kendaraan rendah emisi seperti hybrid dan BEV. Menperin berharap Yuasa terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan aki ramah lingkungan, guna mendukung target Net Zero Emission pada 2050.

Selain menghadirkan produk berkualitas, Yuasa juga berkontribusi dalam pembentukan ekosistem industri melalui kemitraan dengan pelaku industri hulu-hilir, memperkuat rantai pasok dalam negeri dari bahan baku hingga penyediaan sistem energi cadangan untuk sektor vital seperti telekomunikasi dan perbankan.

Menperin menyampaikan empat harapan kepada Yuasa:

  1. Peningkatan produktivitas dan daya saing, melalui otomatisasi, digitalisasi, dan penguatan SDM—termasuk kerja sama dengan SMK, politeknik, dan balai pelatihan Kemenperin.
  2. Ekspansi pasar global, memanfaatkan kapasitas produksi dan standar mutu tinggi dengan dukungan promosi dagang dari pemerintah.
  3. Implementasi prinsip industri hijau, termasuk perolehan sertifikasi Green Industry Label.
  4. Sinergi dalam ekosistem baterai nasional, guna memperkuat posisi Indonesia di industri energi masa depan.

“Setelah lebih dari lima dekade, saya yakin Yuasa akan terus menjadi pilar penting industri baterai Indonesia dan mampu bersaing secara global dengan inovasi dan visi berkelanjutan,” tutup Menperin.