Pertumbuhan 12,71 Persen, Wisatawan Nusantara Dorong Kebangkitan Pariwisata Indonesia

0
367
Keindahan pantai Jerman, Kuta, Bali (Foto: Riris Yunita)

(Vibizmedia – Jakarta) Industri pariwisata Indonesia menunjukkan tren pertumbuhan positif sepanjang kuartal pertama tahun 2025. Kunjungan wisatawan nusantara mengalami peningkatan signifikan sebesar 12,71 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini menandakan kebangkitan sektor pariwisata nasional pasca-pandemi.

Data Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mencatat total perjalanan wisatawan domestik dari Januari hingga Maret 2025 mencapai 282,41 juta perjalanan. Puncak lonjakan terjadi pada bulan Maret, dengan 88,91 juta perjalanan atau tumbuh 12,61 persen dibanding bulan sebelumnya.

“Pertumbuhan wisatawan nusantara ini mempertegas bahwa pasar domestik adalah tulang punggung pemulihan sektor pariwisata kita,” ujar Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dalam Laporan Kinerja Kemenpar, Rabu (28/5/2025).

Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tercatat tumbuh 7,83 persen, setara dengan 2,74 juta perjalanan. Meski positif, kontribusi wisatawan domestik dinilai lebih dominan dalam menjaga stabilitas industri pariwisata.

Kemenpar menilai pencapaian ini tak lepas dari sejumlah inisiatif strategis, termasuk Gerakan Wisata Bersih Indonesia, yang berhasil membersihkan delapan destinasi wisata dan mengumpulkan 18,1 ton sampah dengan melibatkan 5.600 relawan.

“Lingkungan yang bersih dan nyaman tentu mendorong minat masyarakat untuk berlibur di dalam negeri,” ujar Widiyanti.

Dalam pengembangan desa wisata, Kemenpar juga berkolaborasi dengan Kementerian Koperasi melalui peluncuran Koperasi Merah Putih di 17 desa wisata percontohan. Program ini akan diperluas ke 291 desa wisata unggulan untuk mendukung ekonomi lokal sekaligus memperkuat daya tarik pariwisata berbasis masyarakat.

Untuk meningkatkan jumlah kunjungan dan dampak ekonomi, Kemenpar menggelar berbagai acara dalam program Karisma Event Nusantara (KEN) yang menampilkan kekayaan intelektual lokal. Hingga saat ini, delapan event telah diselenggarakan, menarik 1,44 juta pengunjung dan mencetak transaksi ekonomi senilai Rp101,79 miliar. Sementara itu, keikutsertaan dalam ajang internasional seperti Arabian Travel Market (ATM) Dubai turut menghasilkan potensi devisa sebesar Rp1,42 triliun.

Meski perkembangan pariwisata menunjukkan tren positif, Kemenpar tetap mewaspadai sejumlah tantangan, salah satunya penurunan tingkat hunian hotel (okupansi) sebesar 3,55 persen yang disebabkan perubahan pola anggaran pemerintah.

“Kami tengah menyiapkan strategi pemasaran yang lebih adaptif serta mendorong percepatan belanja pemerintah di sektor akomodasi,” kata Widiyanti.

Ke depan, Kemenpar akan memprioritaskan pengembangan pariwisata berkelanjutan, mendorong pertumbuhan destinasi di luar Pulau Jawa, serta memperkuat kolaborasi lintas sektor.

“Pariwisata bukan sekadar soal angka, tapi juga tentang pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi lokal,” tutupnya.