
(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Viada Hafid, menyampaikan komitmen Indonesia dalam memperkuat infrastruktur dan aksesibilitas digital berkelanjutan pada Forum Ministerial Asia-Pacific Telecommunity (APT) 2025 yang berlangsung di Tokyo, Jepang, 29–31 Mei 2025.
Dalam Panel A bertema Sustainable Digital Infrastructure and Accessibility, Menkomdigi memaparkan capaian strategis Indonesia dalam transformasi digital yang inklusif dan adil. Ia menekankan pentingnya digitalisasi sebagai pilar masyarakat tangguh dan inklusif.
“Transformasi digital berperan krusial dalam membangun masa depan yang inklusif. Indonesia terus memperluas infrastruktur melalui proyek seperti Palapa Ring, Satelit SATRIA, dan BTS 4G di wilayah 3T,” ungkap Meutya, Jumat (30/5).
Dengan penetrasi internet nasional mencapai 79,5% pada 2024, Indonesia terus mendorong pemerataan akses melalui Indonesia Digital 2045 Vision yang mencakup infrastruktur TIK, literasi digital, dan layanan publik digital yang merata.
Menkomdigi juga menyoroti komitmen Indonesia dalam perlindungan anak di ruang digital melalui penerbitan PP No. 17 Tahun 2025 atau PP Tunas. Regulasi ini mewajibkan penyedia sistem elektronik menyediakan kontrol orang tua, verifikasi usia, pelaporan konten negatif, serta pengaturan privasi ramah anak. Ia menambahkan, program literasi digital nasional turut dijalankan sebagai bagian dari upaya implementasi aturan tersebut.
Di bidang regulasi, Indonesia telah memiliki UU Perlindungan Data Pribadi (UU No. 27/2022) dan revisi UU ITE (UU No. 1/2024) yang menjadi fondasi hukum utama dalam menjaga keamanan dan keadilan di ruang digital.
“Transformasi digital yang berkelanjutan membutuhkan kepercayaan, inklusi, dan tanggung jawab kolektif. Investasi pada manusia sama pentingnya dengan teknologi,” tegas Meutya dalam penutup pidatonya.
Di sela forum, Menkomdigi juga mengadakan pertemuan bilateral dengan para menteri dari Jepang, Malaysia, Tiongkok, Iran, serta Direktur ITU, membahas kolaborasi regional di bidang konektivitas, keamanan siber, dan pengembangan talenta digital.
APT Ministerial Meeting 2025 diikuti oleh perwakilan dari 33 negara Asia-Pasifik, termasuk 16 menteri dan tujuh wakil menteri di bidang TIK. Forum ini menjadi ajang strategis untuk menyatukan kebijakan dan suara kawasan dalam pembangunan teknologi informasi dan komunikasi yang inklusif dan berkelanjutan.








