(Vibizmedia – Jakarta) Pemerintah akan membangun jaringan kabel transmisi sepanjang lebih dari 47.000 kilometer sirkuit (kms) guna memperluas pasokan listrik bersih hingga ke pelosok Tanah Air.
Hal ini disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, dalam pernyataan resminya pada Jumat (30/5/2025). Ia menegaskan bahwa infrastruktur kelistrikan akan diperluas hingga wilayah-wilayah terpencil dalam satu dekade ke depan.
Menurut Bahlil, jaringan transmisi sepanjang 47.758 kms tersebut dirancang untuk mengalirkan listrik dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) ke gardu induk PLN, yang selanjutnya akan didistribusikan ke konsumen. Pembangunan ini merupakan bagian dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034.
“Kalau kita ingin menghubungkan EBT, kita harus punya jaringannya. Target EBT kita 23 persen, tapi saat ini baru 15–16 persen. Program sudah jalan, tapi transmisinya belum siap. Inilah sumber persoalan utama,” ujar Bahlil saat peluncuran RUPTL di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Secara regional, pembangunan transmisi terbesar direncanakan untuk wilayah Jawa, Madura, dan Bali sepanjang 13.900 kms, disusul Sumatra (11.200 kms), Kalimantan (9.800 kms), Sulawesi (9.000 kms), serta Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara (3.900 kms).
Pemerintah juga akan membangun tambahan gardu induk sebesar 107.950 mega volt ampere (MVA) di seluruh wilayah Indonesia. Proyek ini diharapkan mendorong investasi hingga Rp565,3 triliun serta menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 880 ribu orang di sektor manufaktur, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, Bahlil menekankan pentingnya optimalisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Saya berharap proyek ini tidak bergantung pada impor. Maksimalkan industri dalam negeri. Nilai investasinya besar, jangan sampai manfaatnya justru dinikmati pihak luar,” tegasnya.









