(Vibizmedia – Jakarta) Menindaklanjuti arahan Presiden Prabowo Subianto, stimulus di sektor pertanian akan difokuskan untuk memperkuat ketahanan pangan dan menjaga daya beli petani.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa sektor pertanian menjadi pilar penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi serta menjaga stabilitas harga pangan nasional.
“Target utama dari Presiden adalah mencapai swasembada. Saat ini, stok beras kita telah mencapai lebih dari 4 juta ton—tertinggi dalam 57 tahun terakhir,” ujar Mentan Amran usai mengikuti rapat terbatas di Istana Negara pada Senin (2/6/2025).
Ia juga menekankan pentingnya efektivitas penggunaan anggaran. “Ibu Menteri Keuangan menginginkan setiap anggaran yang diberikan harus menghasilkan output yang nyata. Alhamdulillah, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei naik menjadi 121, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 116,” lanjutnya.
Dalam hal distribusi bantuan pangan, Amran menegaskan bahwa pendekatan yang digunakan akan terukur dan selektif. Pemerintah berkomitmen menjaga keseimbangan antara kesejahteraan petani dan keterjangkauan harga beras, terutama bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan.
“Kami akan menyalurkan bantuan sosial sebesar 180 ribu ton per bulan selama dua bulan, sehingga totalnya 360 ribu ton, yang akan dibagikan kepada masyarakat kurang mampu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Amran menjelaskan bahwa untuk menjaga NTP tetap stabil, penyaluran bantuan akan difokuskan pada wilayah non-produsen beras seperti Papua dan Maluku, kota-kota besar yang tidak menghasilkan beras, serta daerah penghasil beras dengan harga pasar yang telah melebihi Harga Pembelian Pemerintah (HPP), khususnya di Pulau Jawa.
“Strategi ini ditujukan agar harga beras tetap menguntungkan bagi petani, sekaligus tetap terjangkau bagi konsumen. Alhamdulillah, pertumbuhan NTP cukup baik dan stok kita dalam kondisi aman,” tambahnya.
Ia juga menegaskan kembali bahwa cadangan beras nasional saat ini berada di level tertinggi dalam 57 tahun, yakni lebih dari 4 juta ton, melampaui capaian tahun 1984 yang sebesar 3 juta ton. Dengan ketersediaan stok yang kuat, pemerintah optimistis bahwa bantuan sosial bisa disalurkan tanpa mengganggu stabilitas pasar.
“Stok kita aman. Yang akan kita keluarkan hanya 360 ribu ton, sementara proyeksi serapan bulan ini bisa mencapai 400–500 ribu ton. Artinya, cadangan tetap terjaga dan harga di tingkat petani tetap stabil,” pungkasnya.
Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa stimulus ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maupun dari sumber di luar APBN, dengan fokus pada penguatan sektor-sektor produktif, termasuk pertanian.
“Kami telah mengadakan rapat terbatas guna membahas kebijakan ekonomi yang bertujuan mendorong kegiatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat,” ujar Sri Mulyani.
Ia juga mengungkapkan bahwa proyeksi pertumbuhan ekonomi global mengalami penurunan akibat meningkatnya ketegangan geopolitik.
“Awalnya pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 3,3 persen. Namun, karena meningkatnya risiko global, proyeksi itu direvisi turun menjadi 2,8 persen,” tutup Sri Mulyani.