Pusat Data Bertaraf Global Diresmikan, Simbol Kedaulatan dan Akselerator Ekonomi Digital

0
335
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam acara JK6 Data Center Launch di Gedung DCI Indonesia, Cibitung, Bekasi, Selasa (3/6/2025), menyampaikan bahwa pusat data ini bukan sekadar pencapaian infrastruktur teknologi, melainkan juga simpul vital pengelolaan data strategis nasional yang akan mendorong lompatan signifikan dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. (Foto: Kemkomdigi)

(VIbizmedia – Jakarta) Pemerintah menegaskan komitmennya terhadap kedaulatan digital nasional melalui peresmian pusat data berstandar global JK6 yang memiliki kapasitas 36 megawatt dan dibangun sepenuhnya oleh tenaga kerja dalam negeri.

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menekankan bahwa JK6 bukan sekadar infrastruktur teknologi, melainkan simpul strategis pengelolaan data nasional yang akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

“Kami mengapresiasi proses pembangunan JK6 yang melibatkan lebih dari tiga juta jam kerja dan hampir delapan ribu putra-putri Indonesia. Ini bukti nyata kemampuan bangsa dalam membangun pusat data kelas dunia dan melahirkan kompetensi nasional,” ujar Meutya dalam acara JK6 Data Center Launch di Gedung DCI Indonesia, Cibitung, Bekasi, Selasa (3/6/2025).

Sebagai salah satu pusat data terbesar di Asia Tenggara, JK6 dirancang untuk menjadi tulang punggung penyimpanan dan pengolahan data lintas sektor—mulai dari pelayanan publik, industri strategis, hingga teknologi kecerdasan buatan dan layanan digital.

“Pusat data ini bukan sekadar bangunan penuh server, tetapi cerminan semangat kolektif nasional untuk menguasai teknologi,” tegas Meutya.

Ia menambahkan, pusat data seperti JK6 menjadi bagian penting dari strategi transformasi digital nasional yang mencakup empat pilar: penguatan infrastruktur dan spektrum, pengembangan talenta digital, ketersediaan perangkat dan aplikasi, serta kebijakan yang adaptif dan kolaboratif.

Merujuk laporan GSMA 2024, digitalisasi di sektor prioritas seperti energi, pertanian, dan kehutanan diperkirakan akan menciptakan nilai tambah hingga Rp1.271 triliun pada 2029. Dalam konteks ini, pusat data memegang peran kunci dalam menjamin efisiensi dan keamanan data di seluruh ekosistem digital.

“Teknologi tak akan berdampak tanpa dukungan sistem penyimpanan dan pengolahan data yang aman dan efisien. Di sinilah peran strategis pusat data seperti JK6,” jelas Meutya.

Ia juga menarik benang merah sejarah dari kejayaan Sriwijaya hingga Majapahit yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai fondasi kemajuan. Kini, pusat data menjadi simbol peradaban digital modern.

“Kini, penguasaan atas infrastruktur digital seperti pusat data adalah bentuk baru dari kendali atas sumber daya strategis bangsa,” tambahnya.

Menurut laporan KPMG, konsumsi pusat data global tumbuh dari 79 gigawatt pada 2023 menjadi 90 gigawatt pada 2025, dan diproyeksikan mencapai 180 gigawatt pada 2030. Meutya menegaskan, Indonesia menempati posisi strategis di kawasan Asia Pasifik dengan pertumbuhan kapasitas pusat data nasional yang mencapai 66 persen dalam dua tahun terakhir.

“Ini sinyal kuat bahwa Indonesia menjadi magnet baru bagi pasar digital global,” tutup Meutya Hafid.