(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia dalam 24 jam terakhir, terhitung sejak 9 Juni pukul 07.00 WIB hingga 10 Juni 2025 pukul 07.00 WIB. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tercatat masih mengancam beberapa wilayah.
Banjir Rendam 22 Desa di Jombang
Laporan pertama datang dari Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur. Curah hujan tinggi yang tidak tertampung saluran air menyebabkan banjir melanda 22 desa di 7 kecamatan pada Minggu (8/6). Sebanyak 105 unit rumah terendam, 374 warga terdampak, dan 22 akses jalan desa tergenang. Area persawahan warga juga terdampak, namun luasan pastinya masih dalam pendataan.
Beberapa wilayah masih tergenang hingga Senin (9/6), di antaranya Desa Madiopuro dan Desa Kendalsari di Kecamatan Sumobito dengan Tinggi Muka Air (TMA) mencapai 90 sentimeter. Di Desa Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben, TMA terpantau antara 50–70 sentimeter.
BPBD Kabupaten Jombang bersama BPBD Provinsi Jawa Timur terus bersiaga dan melakukan pemantauan intensif, termasuk kesiapsiagaan untuk evakuasi jika dibutuhkan.
Longsor Landa Ambon, Status Siaga Darurat Diperpanjang
Tanah longsor terjadi di Kota Ambon, Provinsi Maluku pada Minggu (8/6), dan tersebar di tiga kecamatan: Sirimau, Leitimur Selatan, dan Baguala. Satu warga dilaporkan luka-luka akibat material longsor, 15 unit rumah terdampak dan 2 rumah lainnya terancam.
Pemerintah Kota Ambon telah memperpanjang masa Siaga Darurat Banjir, Tanah Longsor, dan Cuaca Ekstrem hingga 18 Juni 2025 melalui SK No.2332 Tahun 2025. BPBD setempat bersama instansi terkait terus melakukan penanganan dan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak.
Angin Kencang Tewaskan Satu Warga di Depok
Bencana hidrometeorologi juga melanda Kota Depok, Jawa Barat.
Banjir di Jombang, Jawa Timur
Peristiwa banjir dilaporkan terjadi di Kabupaten Jombang, Jawa Timur akibat saluran air yang tidak mampu menampung curah hujan tinggi sejak Minggu (8/6). Banjir menggenangi 22 desa di 7 kecamatan, menyebabkan 105 unit rumah terendam dan 374 warga terdampak. Selain itu, 22 akses jalan desa juga tergenang, serta area persawahan warga turut terdampak, yang masih dalam proses pendataan.
Beberapa wilayah yang masih tergenang hingga Senin (9/6) antara lain Desa Madiopuro dan Desa Kendalsari di Kecamatan Sumobito dengan tinggi muka air (TMA) mencapai 90 sentimeter, serta Desa Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben dengan TMA 50–70 sentimeter. BPBD Kabupaten Jombang bersama BPBD Provinsi Jawa Timur terus bersiaga untuk evakuasi dan penanganan lanjutan.
Tanah Longsor di Ambon, Maluku
Tanah longsor terjadi di beberapa titik di Kota Ambon, Maluku, pada Minggu (8/6), meliputi Kecamatan Sirimau, Leitimur Selatan, dan Baguala. Satu orang dilaporkan luka-luka akibat material longsoran, dengan 15 rumah terdampak dan 2 rumah lainnya terancam.
Sebagai respons, masa tanggap darurat di Kota Ambon berdasarkan SK No. 2332 Tahun 2025 diperpanjang hingga 18 Juni 2025. BPBD Kota Ambon bersama instansi terkait telah meninjau lokasi longsor dan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak.
Meski sebagian wilayah Indonesia masih diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, sejumlah daerah kini juga mulai memasuki masa peralihan ke musim kemarau. Kondisi ini menimbulkan tantangan ganda, yakni risiko bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang, serta potensi kebakaran hutan dan lahan di wilayah rawan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi dua ancaman tersebut. Salah satunya melalui patroli terpadu dan pemantauan dini titik api guna mencegah meluasnya kebakaran lahan.
“Patroli dan pemadaman dini di daerah rawan karhutla sangat penting untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan,” ujar BNPB dalam pernyataan resminya.
BNPB juga mengingatkan masyarakat untuk terus mengikuti informasi cuaca dan kebencanaan dari sumber resmi, serta segera melaporkan bila terjadi kondisi darurat di wilayah masing-masing.
Dengan potensi cuaca ekstrem yang masih dapat terjadi dalam beberapa hari ke depan, seluruh elemen masyarakat diimbau tetap waspada dan menjaga lingkungan agar terhindar dari risiko bencana.