Industri Mamin Tumbuh Pesat, PT PepsiCo Resmikan Pabrik Pertama di Indonesia Senilai Rp3,3 Triliun

0
238
Pepsico
DOK: PEPSICO

(Vibizmedia-Nasional) Industri makanan dan minuman (mamin) terus menunjukkan peran strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Tren positif sektor ini diperkuat dengan peresmian pabrik pertama PT PepsiCo Indonesia di Kawasan Industri Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat, Rabu (18/6), disertai peluncuran produk unggulan Lay’s, Cheetos, dan Doritos.

Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin), Faisol Riza, dalam sambutannya menyampaikan bahwa sektor mamin tumbuh sebesar 6,04 persen pada triwulan I tahun 2025—lebih tinggi dibandingkan PDB industri pengolahan non-migas (4,31 persen) maupun PDB nasional (4,87 persen).

“Industri mamin menyumbang 41,15 persen terhadap PDB industri pengolahan non-migas dan mencatatkan ekspor senilai USD11,78 miliar, atau 22,42 persen dari total ekspor industri pengolahan non-migas,” ungkap Faisol.

Dari sisi investasi, sektor mamin membukukan realisasi sebesar Rp22,64 triliun pada awal tahun 2025, terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp9,03 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp13,60 triliun.

Faisol juga mengapresiasi investasi besar PepsiCo senilai USD200 juta (Rp3,3 triliun) untuk membangun pabrik yang telah beroperasi sejak Januari 2025. Fasilitas ini memiliki kapasitas produksi 24.000 ton per tahun dengan tiga lini produksi dan menyerap hampir 400 tenaga kerja.

“Pabrik ini menjadi bukti nyata optimisme industri, mendorong substitusi impor, memperluas lapangan kerja, serta menunjukkan pasar dalam negeri yang masih sangat menjanjikan,” katanya.

Pasar Milenial dan Komitmen Keberlanjutan
Menurut data yang dipaparkan Wamenperin, pasar makanan ringan Indonesia mencapai USD3,87 miliar pada 2023 dan diproyeksikan tumbuh 8,13 persen (CAGR) hingga 2029, dengan Gen Z dan milenial sebagai pangsa pasar terbesar (55 persen).

Tak hanya fokus pada aspek produksi, PT PepsiCo Indonesia juga menggandeng 200 petani kentang dan 200 petani jagung dari Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagai bagian dari program pengembangan bibit unggul dan pemberdayaan petani lokal.

Lebih lanjut, PT PepsiCo Indonesia telah menerapkan praktik industri berkelanjutan dengan penggunaan 100 persen air daur ulang dan energi terbarukan dalam proses produksinya.

“Kami harap PepsiCo terus menciptakan dampak positif melalui penciptaan nilai tambah dan kontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan,” ujar Faisol.

Kemenperin dan Dukungan terhadap Industri
Dirjen Industri Agro, Putu Juli Ardika, menegaskan bahwa kehadiran investasi PepsiCo mencerminkan kepercayaan investor global terhadap Indonesia.

“Indonesia bukan hanya pasar konsumsi besar, tapi juga basis produksi yang kompetitif. Kami akan terus mendorong industri mamin yang ekspor-oriented dan berbasis bahan baku lokal,” ucap Putu.

Kemenperin berkomitmen mendorong industri mamin melalui penyediaan teknologi modern, pelatihan SDM industri, serta penguatan rantai pasok dari hulu ke hilir.

PepsiCo: Fokus pada Pertumbuhan dan Kontribusi Lokal
CEO PepsiCo Indonesia, Asif Mobin, menyatakan bahwa Indonesia memegang peran penting dalam strategi pertumbuhan regional perusahaan di kawasan Asia Pasifik.

“Kami bangga menjadi bagian dari ekosistem industri nasional. Pabrik ini mendekatkan kami ke konsumen Indonesia dan memperkuat komitmen terhadap pembangunan ekonomi lokal,” jelasnya.

Fasilitas baru ini dibangun di atas lahan seluas 60.000 meter persegi, memproduksi makanan ringan favorit konsumen Indonesia dengan bahan baku lokal.

“Investasi ini mencerminkan masa depan PepsiCo di Indonesia—berakar pada keberlanjutan, pemberdayaan komunitas lokal, dan penciptaan nilai jangka panjang,” tutup Asif.