Bencana Hidrometeorologi Masih Terjadi di Musim Kemarau, BNPB Imbau Waspada Cuaca Ekstrem

0
211
Puting Beliung
Angin puting beliung yang menerjang Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, pada Minggu, 22 Juni 2025. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sejumlah kejadian bencana hidrometeorologi basah di beberapa wilayah Indonesia, meskipun saat ini telah memasuki musim kemarau. Tanah longsor dan angin kencang dilaporkan terjadi di berbagai daerah, terutama di wilayah Indonesia bagian timur.

Salah satu peristiwa terjadi pada Minggu (22/6) di Desa Padang Kalua, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Angin puting beliung pascahujan lebat merusak enam rumah dan berdampak pada tujuh kepala keluarga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu saat ini tengah melakukan asesmen dan penanganan darurat bersama pemerintah setempat.

Sebelumnya, pada Sabtu (21/6), hujan intensitas tinggi memicu tanah longsor di sejumlah titik di Kota Ternate, Maluku Utara. Wilayah terdampak meliputi Kelurahan Sasa, Gambesi, Tabona, serta Kelurahan Tanah Masjid. Sebanyak 12 kepala keluarga sempat mengungsi, dengan sebagian besar kini telah kembali ke rumah masing-masing. Kerusakan yang tercatat antara lain satu rumah rusak berat, tiga rumah rusak sedang, satu rumah rusak ringan, serta tiga talud pengaman sungai mengalami kerusakan parah.

Di Sulawesi Tengah, tanah longsor juga terjadi di Desa Tirtanagaya, Kecamatan Bolano Lambunu, Kabupaten Parigi Moutong, pada Sabtu sore. Tujuh orang yang sedang berteduh di sebuah gubuk dilaporkan hilang akibat tertimbun longsor. Hingga kini, proses pencarian masih berlangsung. Tim Penanganan Darurat BNPB telah dikerahkan ke lokasi sejak Senin pagi (23/6) untuk memberikan dukungan penanganan.

Sementara itu, di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, angin kencang disertai hujan deras melanda Desa Saipolo, Kecamatan Cempa pada Jumat (20/6). Sebanyak 10 kepala keluarga dengan total 32 jiwa terdampak. BPBD mencatat tujuh rumah mengalami kerusakan berat, dua rumah rusak ringan, dan satu rumah rusak sedang. Para korban yang rumahnya rusak berat mengungsi ke rumah kerabat atau tenda darurat BPBD. Tim gabungan bersama warga bergotong royong membantu pemindahan barang dan pembersihan material rumah yang roboh.

Menanggapi rangkaian kejadian ini, BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, meskipun tengah berada dalam periode musim kemarau. Antisipasi dini di tingkat rumah tangga seperti membersihkan saluran air, memperkuat atap rumah, memangkas pohon rawan tumbang, serta menyiapkan rencana evakuasi keluarga dinilai penting dalam mengurangi risiko bencana.

BNPB juga mengingatkan pentingnya mengikuti informasi cuaca harian dari lembaga resmi guna meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana hidrometeorologi.