Kemenperin dan Dekranas Perkuat Industri Kerajinan Nasional, Target Tembus Pasar Global

0
79
Kerajinan Nusantara
Kerajinan Nusantara. FOTO: BIRO PERS SETPRES

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan komitmennya untuk mendukung pengembangan industri kerajinan nasional melalui berbagai program pendampingan dan fasilitasi. Program ini dijalankan bersama pemangku kepentingan terkait seperti Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), dan Pemerintah Daerah.

Langkah ini bertujuan untuk memperkuat posisi industri kerajinan dalam negeri agar tidak hanya menguasai pasar lokal, tetapi juga mampu menembus pasar global. “Sinergi ini menjadi kunci untuk mendorong kontribusi signifikan industri kerajinan terhadap perekonomian nasional dan kesejahteraan pelaku industrinya,” ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dekranas.

Sebagai mitra strategis Kemenperin, Dekranas menjadi motor penggerak utama dalam membina pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), serta industri kecil dan menengah (IKM), melalui pengembangan produk kerajinan. Lembaga nirlaba yang berdiri sejak 1980 ini terus mendorong pelaku kerajinan untuk naik kelas dengan memanfaatkan potensi lokal dan teknologi terkini.

Reni menyampaikan bahwa meskipun menghadapi tantangan pasca-pandemi, industri kerajinan Indonesia tetap menunjukkan performa yang tangguh. Nilai ekspor sektor ini tercatat mencapai USD 679,02 juta sepanjang 2024, dan telah menyumbang USD 158,78 juta pada triwulan pertama 2025.
“Ini adalah sinyal kuat bahwa peluang ekspor untuk produk kriya Indonesia masih sangat terbuka,” ujarnya dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat yang digelar secara daring.

Reni juga mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat ke-15 sebagai negara eksportir produk kerajinan terbesar di dunia. Negara-negara tujuan utama ekspor meliputi China, Taiwan, Amerika Serikat, Jepang, dan Belanda.
“Potensi pasar global sangat besar dan perlu dikelola melalui kolaborasi dan sinergi antar-stakeholder,” imbuhnya.

Untuk memenangkan pasar, lanjut Reni, pelaku industri kerajinan harus memiliki tiga kekuatan utama: branding yang kuat dengan narasi budaya yang menarik, desain produk yang unggul secara estetika dan fungsi, serta kemasan (packaging) yang aman dan menarik.
“Selain itu, edukasi tentang tren pasar, teknologi produksi, serta standar produk ekspor juga harus terus diperkuat,” katanya.

Dekranas juga menetapkan arah strategis untuk 2025, melalui sejumlah program kerja seperti Musyawarah Nasional Dekranas, Perayaan HUT Dekranas, Pelatihan Produk Kriya, Dekranas Award, hingga pameran Kriyanusa. Program ini diharapkan dapat menggandeng lebih banyak stakeholder mulai dari pemerintah, akademisi, desainer, asosiasi, hingga platform digital.

Rakerda Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat sendiri turut diisi dengan Pengukuhan Pengurus Dekranasda Provinsi Kalbar masa bakti 2025–2030. Kegiatan ini mengangkat tema “Melestarikan Warisan, Menciptakan Nilai: Regenerasi, Kolaborasi, dan Inovasi untuk Kerajinan Kalbar Berdaya Saing.”

Ketua Dekranasda Provinsi Kalbar, Erlina Ria Norsan, menyatakan komitmennya dalam memajukan kerajinan lokal sebagai bagian dari simbol budaya sekaligus sektor ekonomi strategis.
“Kalbar memiliki kerajinan khas seperti anyaman, tenun, hingga ukiran yang menggambarkan kekayaan budaya lokal dan menjadi sumber penghidupan masyarakat,” ucapnya.

Erlina menambahkan bahwa adaptasi terhadap dinamika pasar serta kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama agar produk kerajinan Kalbar bisa terus berkembang dan bersaing di kancah nasional maupun internasional.