Awal Juli, Bencana Banjir dan Karhutla Landa Sejumlah Wilayah Indonesia

0
174
Banjir
Tembok penahan tanah jebol dan air melimpas ke pemukiman warga yang terjadi di Buton Utara, Sulawesi Tenggara. FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Memasuki awal pekan di bulan Juli, bencana hidrometeorologi masih mendominasi kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia. Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat sejumlah kejadian banjir dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hingga Rabu (2/7) pukul 07.00 WIB.

Kejadian pertama tercatat di Kabupaten Buton Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada Sabtu (28/6) pukul 01.55 WITA. Hujan deras memicu jebolnya tembok penahan tanah, menyebabkan air melimpas ke permukiman warga. Sebanyak 72 rumah terdampak di Desa Lapandewa, Kecamatan Kulisusu Barat, serta Desa Torombia, Kecamatan Kalisusu Utara. Kondisi banjir mulai surut pada Senin (30/6).

Di Jawa Timur, banjir juga terjadi di Kabupaten Jember pada hari yang sama. Hujan deras menyebabkan kenaikan debit air yang menghantam jembatan dan menimbun tandon permanen dengan material sedimen. Akibatnya, warga sempat mengalami krisis air bersih. Sebanyak 6.165 jiwa terdampak di Desa Sumberjati dan Desa Sumbersalak. BPBD bersama tim gabungan telah membangun jembatan darurat dan memperbaiki pipa air sepanjang 2.300 meter. Distribusi air bersih juga dilakukan menggunakan truk tangki.

Di Kabupaten Serang, Banten, banjir terjadi pada Selasa (1/7) di Desa Bandulu, Kecamatan Anyer. Sebanyak 40 rumah dan dua fasilitas ibadah terdampak, dan tiga kepala keluarga mengungsi ke Mushola Madrasah Nurul Aulad. Ketinggian air masih berkisar antara 20 hingga 40 sentimeter.

Kebakaran Hutan dan Lahan Terjadi di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan
Selain banjir, bencana karhutla juga dilaporkan terjadi di dua wilayah. Di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah, titik api muncul pada Selasa (1/7) siang di Desa Sungai Cabang Barat, Kecamatan Pantai Lunci. Lahan seluas 3,5 hektare yang terdiri dari ilalang, semak belukar, pakis, dan sawit terbakar. BPBD bersama Manggala Agni berhasil memadamkan api dengan jet shooter pada pukul 14.30 WIB.

Karhutla juga terjadi di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Kepulan asap terlihat pada Selasa (1/7) pukul 15.30 WIB di Desa Sungai Rambutan, Kecamatan Indralaya Utara. Lahan terbakar seluas dua hektare dan proses pemadaman masih berlangsung. Sebagian besar api berhasil dipadamkan, namun masih tersisa satu titik api yang belum terjangkau. Penyebab kebakaran masih diselidiki.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah berawan hingga hujan ringan hingga sedang di sebagian besar wilayah Indonesia pada 2–3 Juli 2025. Namun, potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang masih tinggi di wilayah Sumatera bagian barat dan utara, Kalimantan Barat dan Tengah, serta sejumlah wilayah di Sulawesi dan Papua.

Wilayah pegunungan seperti Dieng dan Papua diperkirakan mengalami suhu udara lebih dingin, sementara angin timuran berkecepatan 10–30 km/jam berpotensi melanda pesisir selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, disertai gelombang tinggi 2,5 hingga 4 meter di Laut Flores dan perairan selatan Jawa-Bali.

Dengan kondisi tersebut, potensi banjir, longsor, dan pohon tumbang meningkat di wilayah-wilayah rawan, seperti Sumatera Barat, Sulawesi Tengah, dan Papua Pegunungan.

Menanggapi situasi ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan, terutama menghadapi potensi bencana hidrometeorologi dan karhutla.

“Pencegahan harus diutamakan, terutama dalam menghadapi karhutla. Jangan sampai titik panas berkembang menjadi titik api dan menyebabkan kebakaran luas,” tegas BNPB dalam keterangan resminya.

BNPB juga mengingatkan masyarakat pesisir dan pelaku pelayaran agar memperhatikan potensi gelombang tinggi dan angin kencang yang bisa membahayakan aktivitas di laut.