Hutama Karya Garap Proyek Rehabilitasi Irigasi Strategis di Aceh dan Riau

0
228
Rehabilitasi Jaringan Irigasi Hutama Karya (Foto: Hutama Karya)

(Vibizmedia – Jakarta) PT Hutama Karya (Persero) berhasil mengamankan dua kontrak strategis untuk proyek rehabilitasi jaringan irigasi di Provinsi Aceh dan Riau, yang merupakan bagian dari infrastruktur prioritas nasional. Proyek ini dilaksanakan atas penugasan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menyampaikan bahwa proyek ini menjadi bagian dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) Kementerian Pertanian, yang bertujuan mendukung target swasembada pangan nasional sesuai dengan visi Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Hutama Karya berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Melalui rehabilitasi jaringan irigasi ini, kami harap intensitas tanam dapat meningkat dari satu menjadi dua kali per tahun, sehingga produktivitas lahan pertanian turut terdongkrak,” ujar Adjib dalam pernyataannya, Kamis (3/7/2025).

Kontrak proyek untuk wilayah Aceh ditandatangani pada 25 Juni 2025, disaksikan oleh Kepala SNVT PJPA Sumatera I Azriyan dan PPK Irigasi dan Rawa I Fajarullah Mufti. Sementara kontrak proyek di Riau ditandatangani pada 1 Juli 2025, dihadiri oleh Kepala SNVT PJPA Sumatera III Insan Prasasti serta PPK Irigasi dan Rawa III Cahaya Santosa Samosir. EVP Divisi Sipil Umum Hutama Karya, Rizky Agung, turut hadir dalam kedua prosesi penandatanganan tersebut.

Kedua proyek akan mulai dimobilisasi pada awal Juli 2025 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2025. Seluruh pendanaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2025.

Ruang lingkup pekerjaan di Aceh mencakup rehabilitasi jaringan irigasi di 11 kabupaten/kota, sementara di Riau mencakup tiga kabupaten. Kegiatan meliputi penyusunan detail desain, normalisasi saluran, perbaikan struktur bangunan irigasi, hingga penggantian pintu air pada saluran primer, sekunder, dan tersier.

“Proyek ini akan memberikan manfaat langsung bagi sekitar 150 kelompok tani di lebih dari 150 desa. Dengan pasokan air yang lebih terjamin, petani dapat meningkatkan intensitas tanam hingga Indeks Pertanaman Dua (IP2),” jelas Adjib.

Dalam mendukung efisiensi dan akurasi pelaksanaan proyek, Hutama Karya juga akan memanfaatkan teknologi digital konstruksi, seperti pemetaan menggunakan teknologi LiDAR di Aceh dan drone untuk pemetaan di Riau.

Adjib juga menekankan pentingnya koordinasi yang intensif dengan para pemangku kepentingan, termasuk petani dan pemerintah desa, guna memastikan kegiatan konstruksi berjalan adaptif dan tidak mengganggu aktivitas pertanian setempat.

“Rehabilitasi jaringan irigasi ini merupakan bentuk investasi jangka panjang untuk ketahanan pangan nasional. Dengan meningkatnya produktivitas lahan pertanian di Aceh dan Riau, kami optimistis proyek ini akan berkontribusi signifikan dalam pencapaian swasembada pangan tahun 2025,” tutup Adjib.