Penerima Program Makan Bergizi Gratis Tembus 7 Juta, BGN Percepat Ekspansi Layanan

0
135
Makan Bergizi Gratis
Makan bergizi gratis di Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. FOTO: BIRO PERS SETPRES

(Vibizmedia-Nasional) Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan bahwa jumlah penerima manfaat Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini telah mencapai 7 juta orang, dengan penambahan terbaru sebanyak 1.200 penerima. Angka ini disebut telah melampaui total populasi negara Singapura.

Staf Khusus BGN, Redy Hendra Gunawan, menyampaikan perkembangan tersebut dalam paparannya mengenai progres implementasi Program MBG pada Minggu, 6 Juli 2025. Ia menegaskan bahwa BGN terus memperluas cakupan pelayanan dengan target ambisius menjangkau 82 juta penerima hingga akhir tahun ini.

“Total Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang sudah beroperasi saat ini mencapai 1.873 unit, dan pekan depan akan bertambah sebanyak 473 unit. Dengan begitu, totalnya hampir menyentuh 2.200 unit—melampaui target bulan Juli yang semula dipatok di angka 1.994 unit,” ujar Redy.

Redy menjelaskan, keberadaan SPPG juga menyerap hampir 100 ribu tenaga kerja langsung. Program MBG turut melibatkan sekitar 10 ribu pelaku UMKM, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dan koperasi sebagai pemasok bahan baku.

Untuk mendukung percepatan, BGN kini tengah melakukan proses verifikasi terhadap sekitar 4.000 SPPG tambahan. Targetnya, pada bulan Agustus mendatang, akan tercapai 24 juta penerima manfaat dengan total 8.000 unit SPPG yang aktif.

“Kami tetap menjunjung tinggi standar pelaksanaan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Redy.

Sementara itu, Dewan Pakar Bidang Gizi BGN, Ikeu Tanziha, menekankan bahwa Program MBG bukan sekadar membagikan makanan, tetapi membentuk budaya konsumsi makanan sehat di lingkungan sekolah dan keluarga.

“Tujuannya adalah menciptakan keluarga sehat, anak-anak cerdas, dan masyarakat yang produktif,” ujar Ikeu.

Ia menyatakan, pembangunan ekosistem konsumsi makanan sehat harus dilakukan dari sisi permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan, BGN mendorong peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya gizi seimbang, terutama bagi peserta didik, ibu hamil, dan ibu menyusui.

Ikeu menjelaskan bahwa penerima manfaat diajak memahami kebutuhan gizi harian mereka, mulai dari kalori, vitamin, hingga protein. Melalui food tray harian yang disiapkan secara visual, anak-anak bisa mempelajari porsi dan komposisi zat gizi secara langsung.

“Kami berharap budaya sarapan dan makan siang sehat bisa terbentuk dengan kontribusi 20–30 persen dari kebutuhan gizi harian untuk sarapan, dan 30–35 persen untuk makan siang,” jelasnya.

Lebih lanjut, Ikeu menyoroti pentingnya dukungan lingkungan sekitar, terutama sekolah, dalam menyediakan makanan sehat dan menjalin kolaborasi dengan pedagang di sekitar area sekolah agar mereka juga memahami prinsip gizi dan keamanan pangan.

Ia mengakui bahwa pelaksanaan program di lapangan menghadapi berbagai tantangan, termasuk kapasitas guru dalam memberikan edukasi gizi yang masih bervariasi, serta rendahnya pemahaman pedagang mengenai standar makanan sehat.

Sebagai solusi, BGN menggandeng berbagai kementerian, lembaga, dan organisasi masyarakat, serta telah menyusun modul edukasi gizi yang dapat diakses luas. Selain itu, BGN juga tengah melakukan penelitian untuk terus meningkatkan kapasitas edukasi, khususnya kepada anak-anak sekolah.

“Harapannya, program MBG bisa membentuk generasi Indonesia yang lebih sehat, kuat, dan cerdas,” ujar Ikeu.