(Vibizmedia – Jakarta) PTPN IV PalmCo melalui entitasnya di Provinsi Riau, yakni PTPN IV Regional III, kembali memperkuat komitmen terhadap energi baru terbarukan (EBT) dengan melanjutkan pembangunan Pembangkit Tenaga Biogas (PTBg) berbasis limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME).
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi dengan perusahaan teknologi asal Jepang, Aiken Kakoki, dan berlokasi di area Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Sei Garo, Kabupaten Kampar.
Menurut Region Head PTPN IV Regional III, Ahmad Gusmar Harahap, proyek PTBg co-firing ini dirancang untuk memanfaatkan limbah industri sawit menjadi sumber energi berkelanjutan.
“Insya Allah, commissioning atau uji performa dari PTBg co-firing hasil kerja sama dengan Aiken ditargetkan bisa dilakukan pada akhir tahun ini,” jelas Gusmar.
Kerja sama ini dimulai sejak akhir 2023, dan telah melalui sejumlah tahapan penting seperti perencanaan teknis, proses bidding, pengadaan dan pembuatan komponen, inspeksi, serta pembersihan unit.
Saat ini, proyek tengah memasuki fase pengurusan izin lingkungan dan izin pembangunan, yang ditargetkan rampung pada Oktober 2025. Selanjutnya, pembangunan akan dilanjutkan dengan konstruksi, instalasi alat, hingga tahap input granular sludge.
Teknologi Mutakhir dari Jepang
PTBg ini mengadopsi teknologi Expanded Granular Sludge Bed (EGSB)—teknologi terbaru dalam pengolahan POME yang memanfaatkan bakteri anaerobik untuk menghasilkan gas metana sebagai sumber energi terbarukan. Teknologi ini juga menghasilkan dehydrated sludge, produk sampingan dengan nilai kalor tinggi.
“Produk sampingan ini diklaim memiliki nilai kalor hingga 5.110 kalori, lebih tinggi dari batubara yang berkisar antara 3.600–4.200 kalori,” ungkap Head of PMO PTPN IV Regional III, Masrukin.
Pembangunan PTBg ini didukung oleh pendanaan dari Japan International Cooperation Agency (JICA), dengan kapasitas pengolahan minimum sebesar 150 meter kubik POME per hari. Proyek ini juga menjadi bagian dari riset bersama Aiken selama dua tahun.
Komitmen terhadap Energi Hijau dan Dekarbonisasi
PTPN IV Regional III menjadi pionir dalam penerapan EBT di sektor industri sawit melalui teknologi PTBg. Sebelumnya, instalasi PTBg co-firing di Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, berhasil meraih Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK)—pengakuan pertama di industri kelapa sawit nasional.
Sertifikasi tersebut membuka peluang baru melalui perdagangan karbon, sekaligus memperkuat posisi perusahaan sebagai pelaku industri berkelanjutan.
Masrukin berharap kolaborasi antara Indonesia dan Jepang ini dapat mempercepat hilirisasi energi terbarukan dalam Holding Perkebunan Nusantara serta mendorong terciptanya industri perkebunan yang lebih ramah lingkungan.