KKP Perkuat Kolaborasi untuk Lestarikan Ekosistem Laut Gili Matra

0
137
Foto: KKP

(Vibizmedia – Nusa Tenggara Barat) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat komitmennya dalam menjaga kelestarian ekosistem laut, khususnya di Kawasan Konservasi Perairan Gili Matra, Nusa Tenggara Barat.

Upaya ini diwujudkan melalui penandatanganan Perjanjian Kemitraan antara Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang dan Yayasan Gili Matra Bersama. Acara penandatanganan berlangsung di Balai Desa Gili Indah, Gili Air, Kabupaten Lombok Utara.

Kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam mewujudkan pengelolaan kawasan konservasi yang inklusif dan partisipatif, sekaligus menjaga keberlanjutan ekosistem laut Gili Matra yang dikenal sebagai destinasi wisata bahari unggulan di Indonesia.

“Kolaborasi ini mencakup perlindungan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut, pelestarian biota laut, peningkatan kapasitas SDM, serta edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya konservasi,” ungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan, Koswara, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Monitoring Rutin dan Komitmen Bersama

Dari pihak Yayasan Gili Matra Bersama, Meita Monika M. Tumewu menekankan pentingnya konsistensi dalam pelaksanaan program. “Kami dan BKKPN Kupang berkomitmen untuk melakukan monitoring setiap tiga bulan guna memastikan program berjalan sesuai rencana. Jika ada kendala, kami siap berdiskusi dan mencari solusi terbaik,” ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Lombok Utara, Rusdianto, turut memberikan apresiasi atas kemitraan ini. Ia menyatakan bahwa keberlanjutan Gili Matra sebagai destinasi wisata bahari harus dijaga demi kemaslahatan bersama. “Pulau ini adalah kebanggaan kita semua. Keindahan dan kekayaan alamnya harus terus dilestarikan,” ucapnya.

Peran Aktif Masyarakat Lokal

Kawasan Konservasi Gili Matra, yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34 Tahun 2022 dengan luas 2.268,59 hektare, menerapkan pendekatan pengelolaan berbasis partisipasi masyarakat. Masyarakat lokal menjadi bagian penting dalam menjaga kelestarian wilayah perairan tersebut.

Kepala BKKPN Kupang, Imam Fauzi, menjelaskan bahwa kerja sama ini menjadi solusi untuk menjangkau program konservasi yang belum tertangani. “Melalui kolaborasi ini, KKP memperkuat sinergi dengan berbagai pihak seperti NGO, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat. Monitoring dan evaluasi secara rutin akan memastikan pelaksanaan program tetap efektif,” jelasnya.

Lebih lanjut, Imam menyampaikan bahwa kegiatan kolaboratif tidak hanya terbatas pada perlindungan ekosistem, tetapi juga melibatkan edukasi publik melalui kunjungan sekolah, kelas renang khusus perempuan, hingga aksi bersih pantai dan laut.

Sebagai simbol kemitraan, acara ditutup dengan penyerahan plakat kerja sama dari Yayasan Gili Matra Bersama dan peta zonasi kawasan konservasi dari BKKPN Kupang.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam berbagai kesempatan, terus menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan untuk menjaga kekayaan laut Indonesia. Ia menyatakan, kolaborasi ini merupakan bagian dari implementasi visi ekonomi biru—yakni pengelolaan sumber daya laut yang berkelanjutan dan bertanggung jawab demi manfaat ekologis, ekonomi, dan sosial jangka panjang bagi generasi saat ini dan yang akan datang.