Wamen ESDM: Strategi Nasional Diperkuat untuk Wujudkan Ketahanan dan Swasembada Energi

0
146
Pembangkit Listrik Tenga Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). FOTO: PLN

(Vibizmedia – Jakarta) Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot, menyampaikan bahwa pemerintah tengah menyiapkan berbagai strategi dan kebijakan guna mencapai target ketahanan serta kemandirian energi nasional.

Dalam keterangan resminya pada Kamis (10/7/2025), Yuliot menegaskan bahwa kemandirian energi menjadi salah satu fokus utama dalam kebijakan nasional, sebagai bagian dari penguatan pertahanan negara dan stabilitas ketahanan nasional.

“Dalam konteks kebijakan, kemandirian energi merupakan prioritas nasional untuk memperkuat ketahanan negara. Hal ini mencakup swasembada energi, transisi menuju ekonomi hijau, serta kelanjutan program hilirisasi,” ujarnya.

Strategi Peningkatan Lifting dan Infrastruktur Migas

Langkah pertama yang ditempuh adalah peningkatan produksi dan infrastruktur minyak dan gas (migas). Pemerintah menargetkan lifting minyak mencapai 1 juta barel per hari (bopd) dan lifting gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2030. Pembangunan infrastruktur turut dikebut, termasuk proyek pipa gas Cirebon–Semarang (Cisem) sepanjang 325 km dan Dumai–Sei Mangke (Dusem) sepanjang 555 km.

Peningkatan Pasokan Listrik dan Pemanfaatan EBT

Strategi berikutnya adalah penguatan pasokan listrik. Pemerintah telah menetapkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN untuk periode 2025–2034, yang mencakup penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt (GW), pembangunan jaringan transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit, dan pembangunan gardu induk dengan kapasitas total 107.950 megavolt ampere (MVA).

Pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) juga terus diperluas. Program biodiesel menjadi salah satu andalan, tidak hanya untuk ketahanan energi, tetapi juga sebagai pendorong penciptaan lapangan kerja. Pemerintah menetapkan mandatori biodiesel 40 persen (B40) pada 2025 dan menargetkan B50 pada 2026. Di sektor kelistrikan, kapasitas pembangkit EBT diproyeksikan mencapai 42,6 GW pada 2034.

Yuliot menambahkan bahwa pemerintah terus mengevaluasi kesiapan industri dan ketersediaan bahan baku untuk mendukung pengembangan EBT tersebut.

Menjawab Tantangan Energi Nasional

Rangkaian strategi ini dirancang untuk menjawab berbagai tantangan di sektor energi nasional, termasuk ketimpangan distribusi energi antarwilayah, ketidakpastian global akibat konflik di negara-negara penghasil energi, serta tingginya ketergantungan pada impor energi.

Selain itu, beban fiskal yang berat dan besarnya subsidi energi menjadi tantangan tersendiri, di tengah upaya pemerintah untuk mencapai target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada 2025 dan net zero emission (NZE) pada 2060.