Menperin Promosikan Batik sebagai Warisan Budaya Indonesia di World Expo Osaka

0
133
Foto: Kemenperin

(Vibizmedia – Osaka) Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kembali menunjukkan komitmennya dalam mencintai dan mempromosikan produk dalam negeri, khususnya batik. Dalam kunjungan kerjanya ke Jepang menghadiri World Expo Osaka 2025, Agus tampil mengenakan batik saat bertemu pelaku industri asal Jepang—sebuah bentuk nyata dukungan terhadap warisan budaya Indonesia.

Saat mengunjungi Paviliun China, Agus menyampaikan pentingnya menumbuhkan kebanggaan nasional terhadap batik sebagai identitas budaya sekaligus kekuatan ekonomi kreatif.

“Kita harus berani menampilkan batik di forum internasional. Batik sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya milik Indonesia. Ini kekayaan yang harus terus kita promosikan,” ujar Menperin di Osaka, Sabtu (12/7).

Agus menegaskan bahwa kecintaannya terhadap batik tidak sekadar simbolis. Sejak menjadi anggota DPR hingga kini menjabat Menperin, ia selalu menggunakan batik dalam berbagai forum resmi—selama tidak ada ketentuan berpakaian formal tertentu dari tuan rumah.

“Kita harus percaya diri menampilkan budaya sendiri. Batik itu bukan hanya indah, tapi juga menopang ekonomi kreatif nasional. Dari satu lembar batik, banyak orang bergantung hidup: pengrajin, desainer, hingga pedagang,” tambahnya.

Sebagai bagian dari komitmen tersebut, Kementerian Perindustrian akan menggelar Gelar Batik Nasional (GBN) akhir bulan ini dalam rangka peringatan Hari Batik Nasional 2025. Ajang ini diharapkan bisa memperkuat citra batik sebagai simbol nasional yang modern dan relevan bagi semua generasi, termasuk anak muda.

“Batik jangan dianggap kuno. Justru harus dibiasakan dipakai generasi muda agar mereka merasa bangga. Batik itu bisa keren dan fashionable,” ujar Agus.

Menperin juga mengapresiasi inisiatif sekolah-sekolah yang mendorong siswa memakai batik secara rutin. Kebiasaan ini dinilai efektif dalam menanamkan kecintaan terhadap budaya sejak dini.

Dari sisi industri, Menperin mencatat tren perdagangan batik terus menunjukkan pertumbuhan positif. Pada triwulan I 2025, ekspor batik Indonesia tercatat mencapai USD7,63 juta, naik 76,2 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Berdasarkan data BPS 2020, Indonesia memiliki sekitar 5.946 industri batik dan 200 sentra IKM yang tersebar di 11 provinsi.

Namun, Menperin meyakini potensi ini masih bisa ditingkatkan lebih jauh. Kemenperin terus mendorong pengembangan industri batik melalui program pembinaan, penguatan pasar, dan pemanfaatan teknologi.

“Teknologi bukan untuk menghilangkan nilai seni batik, tapi mempercepat proses produksinya. Jadi kita dorong digitalisasi tanpa meninggalkan nilai artistiknya,” tegas Agus.

Di tengah upaya pelestarian budaya, Menperin berharap batik juga menjadi kekuatan ekonomi yang mendorong kesejahteraan masyarakat dan memperkuat identitas Indonesia di mata dunia.

“Batik itu bukan hanya warisan, tapi juga peluang. Batik itu keren. Batik itu cool. Mari kita pakai dengan bangga,” tutupnya.