(Vibizmedia-Nasional) Di tengah melemahnya daya beli masyarakat, sejumlah merek lokal Indonesia justru berhasil menunjukkan taringnya di panggung global. Perusahaan riset internasional YouGov mencatat bahwa Garuda Indonesia, Traveloka, dan BCA mampu bersaing sejajar dengan merek-merek global ternama dalam hal kepercayaan konsumen Indonesia.
Temuan ini menegaskan bahwa brand digital dan sektor perjalanan menjadi yang paling dipercaya oleh konsumen tanah air. Tak hanya itu, YouGov juga mengungkapkan bahwa Indonesia menempati posisi tertinggi di dunia dalam hal antusiasme konsumen untuk memberi rekomendasi.
Sebanyak 69 persen orang Indonesia menyatakan setuju dengan pernyataan, “Saya senang merekomendasikan sesuatu ke orang lain.”
General Manager YouGov Indonesia & India, Edward Hutasoit, menyebut antusiasme tersebut sebagai kekuatan luar biasa bagi pertumbuhan merek-merek lokal.
“Mereka bukan sekadar pembeli, tapi pendukung aktif. Bagi para pemasar, ini peluang besar untuk mendorong pertumbuhan organik lewat pengalaman yang konsisten dan berkesan,” ujar Edward dalam konferensi pers daring, Selasa (15/7/2025).
Selain daftar merek terpercaya, YouGov juga merilis nama-nama yang mencatatkan peningkatan sentimen positif paling signifikan sepanjang setahun terakhir. Ellips, Sanyo, dan jaringan hotel Ibis berada di posisi teratas, mencerminkan keberhasilan mereka menjaga kepercayaan pelanggan di kategori kecantikan, elektronik, dan akomodasi terjangkau.
“Temuan ini menyoroti kekuatan merek-merek global yang berhasil menjaga kepercayaan pelanggan lewat pengalaman yang konsisten, baik di sektor perjalanan, otomotif, fashion, maupun perawatan pribadi,” tambah Edward.
Di sisi lain, daya saing produk Indonesia terus menjadi perhatian pemerintah. Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis bahwa produk manufaktur Indonesia tetap kompetitif.
“Produk tekstil dan alas kaki kita masih kompetitif dengan Bangladesh, sementara produk makanan olahan kita lebih bersaing dibanding produk serupa dari Thailand yang dikenakan tarif 36 persen oleh AS,” jelasnya.
Agus menekankan pentingnya sinergi dan ketangguhan industri nasional.
“Kita tetap membuka peluang dialog dengan mitra luar negeri, tapi kita juga perkuat rumah kita sendiri. Pemerintah bersama dunia usaha dan asosiasi akan terus berjalan beriringan menghadapi tantangan ini,” tegasnya.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian, Reni Yanita, turut mengingatkan peran penting kemasan dalam mendongkrak daya saing produk.
“Fungsi kemasan tidak hanya protektif, tetapi juga promotif. Pemilihan kemasan harus disesuaikan dengan target pasar, nilai estetika, kenyamanan, dan ukuran,” kata Reni.
Menurutnya, kemasan berkualitas dapat meningkatkan nilai jual produk, menjadi identitas, hingga media membangun loyalitas konsumen.
“Loyalitas konsumen dapat terbentuk secara emosional melalui warna, layout, logo, dan keunikan kemasan yang membedakan dengan produk lain,” tutupnya.
Temuan YouGov dan langkah-langkah strategis pemerintah memberi sinyal bahwa meskipun daya beli sedang melemah, merek lokal Indonesia terus mendapatkan tempat di hati konsumen. Dengan dukungan inovasi, kualitas produk, serta strategi promosi yang tepat, merek-merek nasional diyakini mampu terus memperkuat posisinya di pasar domestik maupun global.