Presiden Prabowo Tegas Tindak Penggiling Padi Nakal, Siap Serahkan ke Koperasi Desa Merah Putih

0
228
Koperasi Desa Merah Putih
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutannya pada peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) dalam sebuah acara yang digelar di Koperasi Desa Merah Putih Bentangan, Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, pada Senin, 21 Juli 2025. FOTO: BIRO PERS SETPRES

(Vibizmedia-Nasional) Presiden Prabowo Subianto menyerukan langkah konkret untuk membenahi persoalan distribusi pangan nasional dan menindak tegas praktik-praktik yang merugikan petani maupun masyarakat luas. Hal ini disampaikan Presiden saat meresmikan peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) di Koperasi Desa Merah Putih Bentangan, Kabupaten Klaten, Senin, 21 Juli 2025.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa negara harus berani menata ulang sistem ekonomi agar lebih adil dan berpihak pada rakyat. Salah satu sorotan utama Kepala Negara adalah praktik curang sejumlah pelaku usaha besar di sektor penggilingan padi.

“Penggiling padi adalah cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak. Kalau penggiling padi tidak mau tertib, tidak mau patuh kepada kepentingan negara, ya saya gunakan sumber hukum ini. Saya katakan, saya akan sita penggiling-penggiling padi itu. Saya akan sita dan akan saya serahkan kepada koperasi untuk dijalankan,” tegas Presiden Prabowo.

Menurut laporan yang diterimanya, praktik membeli gabah di bawah harga pasar dan menjual kembali beras biasa dengan label premium di atas harga eceran tertinggi berpotensi merugikan negara hingga Rp100 triliun setiap tahun. Angka tersebut, kata Presiden, seharusnya bisa dimanfaatkan untuk pembangunan sektor vital, salah satunya pendidikan.

“Kalau kita tertibkan ini, kita punya Rp100 triliun tiap tahun. Kita hanya mampu memperbaiki 11 ribu sekolah tahun ini, anggarannya 19 triliun. Kalau saya punya Rp100 triliun tiap tahun, berarti kita bisa perbaiki 100 ribu sekolah. Kita punya 330 ribu sekolah. Dalam tiga setengah tahun kita akan perbaiki semua sekolah di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga memperkenalkan istilah baru, “serakahnomics,” untuk menggambarkan pola ekonomi yang hanya mementingkan keuntungan tanpa memikirkan kepentingan sosial.

“Ada yang mengatakan ada mazhab ekonomi liberal, neoliberal, klasik, pasar bebas, sosialis, ekonomi komando dan sebagainya. Ini bukan. Ini lain. Ini saya beri nama. Serakahnomics. Ini adalah serakahnomics,” tegas Presiden.

Presiden mengungkapkan, praktik curang dalam distribusi pangan kini dapat dilacak dengan cepat berkat laboratorium mutu di daerah, teknologi, hingga kecerdasan buatan (AI). Namun, menurutnya, kunci utama terletak pada keberanian bangsa menegakkan Pasal 33 UUD 1945 sebagai landasan utama perekonomian nasional.

“Saya yakin seluruh MPR, DPD, DPR akan dukung saya. Saya yakin semua kepala desa di seluruh Indonesia akan bersama saya. Mari kita tegakkan kebenaran dan keadilan. Kita tegakkan kepentingan bangsa dan rakyat di atas segala kepentingan lain. Jangan kita lihat partai, kelompok, jangan. Hanya di dada kita hanya merah putih,” pungkas Presiden Prabowo dengan penuh optimisme.

Peluncuran KDMP/KKMP ini menjadi tonggak penting dalam membangun sistem ekonomi desa yang kuat, adil, dan berpihak pada rakyat—sekaligus sinyal tegas bahwa pemerintah siap mengambil tindakan nyata demi kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia.