(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025 yang menginstruksikan penerapan pembelajaran mendalam (deep learning) di seluruh satuan pendidikan mulai tahun ajaran 2025/2026.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pendekatan baru ini dapat diintegrasikan dengan kurikulum yang saat ini berlaku. “Beberapa hal dan pembelajaran dengan pendekatan mendalam ini bisa saja terintegrasi atau memiliki model Kurikulum 2013, bisa juga dalam beberapa hal menyangkut pendekatan yang mendalam itu juga ada beberapa irisannya dengan Kurikulum Merdeka yang dua-duanya masih bisa dipakai untuk sistem yang ada sekarang ini,” ujarnya dalam webinar Sosialisasi Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 yang disiarkan melalui kanal YouTube Kemendikdasmen, Selasa (22/7/2025).
Tema Lintas Mata Pelajaran
Mu’ti menekankan bahwa deep learning memungkinkan satu pokok bahasan dikaji secara lebih luas dengan mengaitkannya pada berbagai tema, bahkan melintasi mata pelajaran. Hal ini diyakini akan membuat pembelajaran lebih kontekstual dan relevan dengan kehidupan nyata siswa.
Ubah Muatan Mapel
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa karakteristik utama pembelajaran mendalam adalah belajar secara sempit namun mendalam. Konsep ini berpotensi mengubah atau menyederhanakan muatan dalam tiap mata pelajaran agar siswa dapat fokus memahami materi secara utuh, bukan sekadar menghafal.
“Penerapan pembelajaran mendalam sebagaimana diatur dalam Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025 ini meniscayakan adanya perubahan dari sisi muatan dalam masing-masing mata pelajaran,” jelas Mu’ti.
Konteks Budaya dan Kehidupan Sehari-hari
Mu’ti juga menegaskan bahwa pembelajaran mendalam dapat dikaitkan dengan konteks budaya, sosial, serta tantangan yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya, pendekatan ini bisa menjadi fondasi untuk membangun kesadaran diri yang spiritual, sosial, bermakna, kontekstual, dan relevan.
“Pembelajaran mendalam ini adalah satu pendekatan yang tidak hanya berdasarkan apa yang tertulis di dalam kurikulum, tetapi juga bagaimana setiap mata pelajaran itu diajarkan dengan kesadaran penuh di satuan pendidikan,” tutur Mu’ti.
Melalui pendekatan ini, Kemendikdasmen menargetkan capaian delapan dimensi profil lulusan, yakni:
– Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
– Kewargaan
– Penalaran kritis
– Kreativitas
– Kolaborasi
– Kemandirian
– Kesehatan
– Komunikasi
Mu’ti menegaskan bahwa pembelajaran mendalam merupakan strategi utama dalam meningkatkan kualitas belajar-mengajar. “Pendekatan ini mendorong murid untuk tidak sekadar menghafal informasi, melainkan memahami secara utuh,” ujarnya.
Dengan diterapkannya Permendikdasmen Nomor 13 Tahun 2025, sekolah di seluruh Indonesia kini mulai bersiap mengintegrasikan pendekatan deep learning dalam proses belajar mengajar untuk mencetak generasi yang lebih kritis, kreatif, dan relevan dengan tantangan masa depan.