Indonesia Dorong Pemanfaatan AI untuk Perkuat Jurnalisme Berkualitas dan Bertanggung Jawab

0
205

(Vibizmedia – Jakarta) Pemerintah Republik Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendorong pemanfaatan teknologi kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) guna memperkuat ekosistem jurnalisme yang independen, berkualitas, dan bertanggung jawab.

Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam Forum Internasional CTRL+J Asia Pacific (APAC) yang diselenggarakan di Jakarta Pusat, Selasa (22/07/2025).

“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran teknologi, termasuk AI, tidak merusak nilai-nilai dasar jurnalistik, melainkan menjadi alat penguat bagi jurnalisme yang independen dan akuntabel,” ujar Nezar.

Ia menjelaskan bahwa pola konsumsi berita di Indonesia mengalami transformasi besar. Sebanyak 57 persen masyarakat kini menjadikan media sosial sebagai sumber utama berita, dan 40 persen mengandalkannya untuk informasi harian. Angka ini bahkan lebih tinggi di kalangan muda usia 18–24 tahun, yang mencapai lebih dari 50 persen.

Perubahan ini, lanjutnya, menimbulkan tantangan serius bagi industri media, seperti menurunnya pendapatan iklan, melemahnya kepercayaan publik, dan meningkatnya kecenderungan menghindari media arus utama.

“Situasi ini menuntut kehadiran regulasi yang adil dan berpihak, guna melindungi hak ekonomi dan moral para jurnalis, terutama di tengah dominasi platform digital global yang diperkirakan akan menguasai 81 persen belanja iklan di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2028,” tegas Nezar.

Ia menambahkan bahwa pemerintah tengah memperkuat kerangka regulatif untuk mendukung hak penerbit di platform digital. “Ini bukan semata tentang aspek ekonomi, tetapi juga menyangkut tanggung jawab menjaga integritas informasi publik,” tambahnya.

Forum CTRL+J APAC menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari kalangan pemerintah, industri teknologi, media, dan masyarakat sipil untuk menyusun strategi bersama. Salah satu agenda utama adalah membahas pengembangan AI yang etis, ramah terhadap bahasa-bahasa minoritas, serta tidak menciptakan ketimpangan informasi di kawasan Asia Pasifik.

“Kita ingin teknologi berperan sebagai fasilitator, bukan pengganti nilai-nilai jurnalistik. Saatnya membangun kolaborasi yang seimbang antara media dan platform digital, agar konten berkualitas mendapatkan pengakuan dan kompensasi yang layak,” tutup Nezar.

Forum CTRL+J APAC di Jakarta merupakan kelanjutan dari diskusi global mengenai masa depan jurnalisme yang sebelumnya telah digelar di Johannesburg dan São Paulo. Indonesia menjadi tuan rumah untuk kawasan Asia Pasifik—wilayah yang saat ini mencatat lonjakan konsumsi berita digital, terutama melalui media sosial dan perangkat seluler.