
(Vibizmedia – Jakarta) Dalam rangka meningkatkan tingkat kebekerjaan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Layanan Khusus (PKPLK) menjalin kemitraan strategis dengan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker). Kolaborasi ini berfokus pada penguatan peran Bursa Kerja Khusus (BKK) sebagai jembatan antara lulusan SMK dan dunia kerja.
Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Dirjen PKPLK Tatang Muttaqin dan Dirjen Binapenta dan PKK Kemenaker Darmawansyah dalam Forum Jejaring Kawasan Industri Indonesia dengan Bursa Kerja Khusus yang berlangsung di Jakarta, Kamis (23/7/2025).
Tatang Muttaqin menekankan bahwa BKK memegang peran kunci dalam mempertemukan lulusan SMK dengan kebutuhan dunia usaha dan industri (DUDI). Namun, jumlah BKK aktif saat ini belum mencapai separuh dari total 14.000 SMK di Indonesia.
“Melalui kerja sama ini, kami ingin mempercepat pertumbuhan dan penguatan BKK agar sejalan dengan kebutuhan SMK serta lebih efektif menjadi mitra strategis dunia kerja,” ujarnya.
Kemendikdasmen juga telah meluncurkan berbagai pelatihan teknis dan manajerial bagi kepala dan wakil kepala SMK sebagai bagian dari penguatan kerja sama dengan industri dan perluasan jaringan kerja.
Melalui kemitraan ini, BKK akan memperoleh pembinaan kelembagaan, akses data pasar kerja, dan dukungan teknologi seperti layanan digital dan e-assessment. Selain itu, lulusan SMK dan peserta Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) akan difasilitasi untuk mengembangkan kewirausahaan dan mengikuti pameran kerja.
“BKK tidak hanya berfungsi sebagai penyalur kerja, tetapi juga sebagai pusat pengembangan talenta yang kompeten dan siap bersaing secara global,” tambah Tatang.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli turut menegaskan bahwa tantangan ketenagakerjaan saat ini menuntut pendekatan yang lebih kolaboratif dan lintas sektor.
“Kita tidak bisa lagi hanya ‘menghubungkan titik-titik’, tapi harus ‘menghubungkan lebih banyak titik’. Libatkan kementerian, pemerintah daerah, industri, hingga dunia pendidikan,” ujarnya.
Menurutnya, visi kolektif lintas sektor sangat penting dalam membangun solusi jangka panjang bagi persoalan ketenagakerjaan nasional.
“Kalau semua elemen bangsa bersatu visi, maka solusi yang lahir akan lebih nyata dan berdampak,” tegas Yassierli.
Kerja sama Kemendikdasmen dan Kemenaker ini menjadi langkah konkret menuju ekosistem pendidikan vokasi yang selaras dengan dunia kerja. Penguatan BKK sebagai institusi penempatan kerja berbasis sekolah diyakini akan mempercepat lahirnya generasi produktif, adaptif, dan kompetitif, sekaligus mendukung pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Lebih dari sekadar penempatan kerja, kolaborasi ini juga menjadi fondasi bagi sistem pengembangan karier, pelatihan berkelanjutan, dan kewirausahaan bagi lulusan SMK dan LKP di seluruh Indonesia.








