Ongkos Transportasi Warga Depok Tertinggi Secara Persentase, Meski Tak Sebesar Warga Bekasi

0
256
Transjakarta
DOK: TRANSJAKARTA

(Vibizmedia-Nasional) Biaya hidup di kota-kota besar Indonesia terus menunjukkan tekanan, terutama pada sektor transportasi. Data Survei Biaya Hidup dari Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa warga Kota Depok mengalokasikan porsi terbesar dari pengeluarannya untuk biaya transportasi, yakni mencapai 16,3 persen dari total biaya hidup mereka setiap bulan.

Secara nominal, pengeluaran transportasi warga Depok tercatat Rp1,8 juta per bulan. Meskipun demikian, angka ini masih lebih rendah dari warga Bekasi yang harus merogoh kocek hingga Rp1,91 juta per bulan untuk kebutuhan transportasi. Namun dari sisi persentase, warga Bekasi hanya mengalokasikan sekitar 14 persen dari total biaya hidupnya untuk ongkos tersebut.

Di bawahnya, kota-kota besar lain seperti Surabaya (Rp1,62 juta atau 13,6%), Jakarta (Rp1,59 juta atau 11,8%), dan Bogor (Rp1,23 juta atau 12,54%) juga menunjukkan beban ongkos transportasi yang signifikan.

Berikut adalah daftar lengkap ongkos transportasi bulanan di 10 kota besar Indonesia:

No. Kota Ongkos Transportasi per Bulan Persentase dari Total Biaya Hidup
1 Bekasi Rp 1.910.000 14%
2 Depok Rp 1.800.000 16,3%
3 Surabaya Rp 1.620.000 13,6%
4 Jakarta Rp 1.590.000 11,8%
5 Bogor Rp 1.230.000 12,54%
6 Batam Rp 1.170.000 12,8%
7 Makassar Rp 1.150.000 11,52%
8 Jayapura Rp 1.120.000 12,4%
9 Balikpapan Rp 981.000 11,51%
10 Palembang Rp 918.000 11%

Idealnya, ongkos transportasi hanya menghabiskan kurang dari 10 persen dari total biaya hidup masyarakat. Namun realita di banyak kota Indonesia memperlihatkan sebaliknya.

Dirjen Integrasi Transportasi dan Multimoda Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, menyatakan bahwa mahalnya ongkos transportasi disebabkan oleh belum terintegrasinya sistem transportasi umum secara menyeluruh.

“Ini karena kita first miles-last miles yang nggak bagus. Ya, artinya masih mahal. Orang ke kantor harus naik ojek atau naik apa, menuju ke public transport-nya. Dari public transport kalau dia bawa mobil harus parkir, parkirnya mahal. Padahal naik keretanya cuma Rp 3.500,” kata Risal.

Menurutnya, solusi ke depan adalah memperkuat konektivitas antarmoda transportasi dan memperluas jaringan angkutan umum yang bisa diakses dengan murah dan efisien. Jika sistem transportasi terintegrasi dibangun dengan baik, maka beban masyarakat bisa ditekan secara signifikan.