Indonesia-Peru Resmi Teken IP-CEPA, Perkuat Akses Pasar dan Hubungan Ekonomi

0
219
Wakil Menteri Perdagangan
Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri. FOTO: KEMENDAG

(Vibizmedia-Nasional) Indonesia dan Peru resmi menandatangani Indonesia–Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA), yang menjadi tonggak penting dalam mempererat hubungan ekonomi kedua negara. Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, menegaskan perjanjian ini tidak hanya berfokus pada peningkatan perdagangan, tetapi juga menjadi landasan bagi kerja sama investasi dan hubungan antarwarga (people-to-people relations).

“IP-CEPA ini merupakan perjanjian perdagangan kedua Indonesia dengan negara di kawasan Amerika Latin, menegaskan posisi penting Peru dalam hubungan ekonomi Indonesia di wilayah tersebut. Dua tahun setelah implementasi, kami akan melanjutkan perundingan untuk sektor investasi dan jasa guna memperdalam kerja sama bilateral,” kata Roro, Rabu (13/8).

Perjanjian ini mencakup penghapusan tarif signifikan di kedua belah pihak. Sebanyak 7.257 pos tarif barang Indonesia yang diekspor ke Peru akan mendapatkan bebas tarif impor, mencakup mobil, alas kaki, tekstil, kelapa sawit beserta turunannya, produk manufaktur, lemari, mesin cetak, hingga kertas.

Sementara itu, Peru akan menikmati bebas bea masuk untuk 10.531 pos tarif barang ekspor ke Indonesia, di antaranya anggur, ekstrak nabati, kakao, dan berbagai buah segar. Penghapusan tarif ini diharapkan membuka peluang ekspor yang lebih luas bagi kedua negara, sekaligus memudahkan akses Peru ke pasar Asia Tenggara melalui Indonesia.

Pada 2024, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 479 juta, tumbuh rata-rata 15,08% per tahun sejak 2020. Ekspor Indonesia tercatat US$ 329,4 juta dengan komoditas utama kendaraan bermotor, alas kaki, minyak sawit, dan lemari pendingin. Impor dari Peru senilai US$ 149,6 juta meliputi biji kakao, batu bara briket, pupuk, anggur, dan seng mentah.

Periode Januari–Juni 2025 mencatat total perdagangan US$ 264,8 juta, naik 34,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan ekspor Indonesia mencapai US$ 206,4 juta dan impor US$ 58,4 juta.

Roro menambahkan, keberhasilan implementasi IP-CEPA memerlukan strategi lanjutan seperti peningkatan volume perdagangan, transfer teknologi, dan pengembangan kerangka kerja ekonomi berkelanjutan. “Semoga IP-CEPA tidak hanya memberi hasil pada angka-angka perdagangan, tetapi juga menciptakan pertukaran budaya, pengetahuan, dan pengalaman yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan dalam Indonesia–Peru Business Forum 2025 bertema “Unlocking Bilateral Growth: Strengthening Indonesia–Peru Partnership Through CEPA” di Jakarta. Forum ini dihadiri Presiden Republik Peru Dina Boluarte Zegarra, Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Peru Desilu Leon, Duta Besar Peru untuk Indonesia Luis Tsuboyama, dan Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie.

Presiden Dina Boluarte mengajak pelaku usaha Indonesia memperluas investasi di sektor strategis seperti infrastruktur, energi terbarukan, dan ketahanan pangan. Menurutnya, kesamaan pandangan kedua negara dalam perdagangan bebas, investasi, serta prinsip hukum dan politik internasional menjadi modal penting mempererat kemitraan.