Program Tiga Juta Rumah: Wujud Komitmen Presiden untuk Pemerataan Hunian dan Pertumbuhan Ekonomi Nasional

0
172
Seorang warga berdiri di depan rumah contoh yang mendapatkan subsidi dari pemerintah. (Foto: Kementerian PKP)

(Vibizmedia – Jakarta) Program Pembangunan dan Renovasi Tiga Juta Rumah merupakan bukti nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan kemerdekaan seluruh rakyat Indonesia dari ketimpangan sosial ekonomi.

Program ini bertujuan memberikan akses hunian layak bagi masyarakat miskin ekstrem, miskin, dan kelas menengah bawah, sekaligus memperkecil kesenjangan antara masyarakat di kota, desa, dan pesisir.

“Presiden Prabowo ingin kemerdekaan dirasakan oleh setiap anak bangsa tanpa terkecuali. Salah satu caranya adalah memastikan setiap keluarga Indonesia memiliki hunian layak sebagai tempat membangun masa depan dengan penuh martabat,” ujar Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Ujang Komarudin di Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Menurut Ujang, selain mengurangi kesenjangan, Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) ini juga dirancang untuk mengatasi backlog perumahan, dengan kebutuhan sekitar 9,9 juta keluarga yang belum memiliki rumah serta merenovasi 26,9 juta rumah tidak layak huni.

Strategi pelaksanaan mencakup renovasi dua juta rumah tidak layak di desa, pembangunan satu juta rumah baru di perkotaan melalui kemitraan dengan sektor swasta, serta penataan kawasan pesisir dan pembangunan hunian yang adaptif terhadap bencana.

Melalui program ini, pemerintah berupaya mengendalikan harga tanah dan tata ruang dengan mengarahkan subsidi untuk menormalkan harga tanah serta menata zonasi dan posisi rumah agar tetap dekat dengan pusat kegiatan ekonomi guna meningkatkan kualitas hidup dan pemberdayaan ekonomi lokal.

“Pembangunan rumah ini tentu diiringi peningkatan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan air bersih,” tambah Ujang.

Program Tiga Juta Rumah juga merupakan implementasi dari Asta Cita Presiden Prabowo, khususnya dalam pengembangan infrastruktur dan pembangunan dari desa demi pemerataan ekonomi.

Program ini bertujuan menyediakan hunian layak, terjangkau, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama keluarga berpenghasilan rendah.

Sementara itu, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah menyatakan bahwa sektor perumahan bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.

“Program ini tidak hanya mengurangi backlog perumahan, tetapi juga menggerakkan sektor konstruksi, bahan bangunan, tenaga kerja, dan investasi swasta. Dampaknya akan langsung terasa pada pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Fahri.

Dengan pendekatan terintegrasi antara pembangunan fisik, pemberdayaan masyarakat, dan pemerataan ekonomi wilayah, Program Tiga Juta Rumah diharapkan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat sekaligus memperkuat fondasi ekonomi Indonesia.