Menperin: Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Harus Sejalan dengan Penurunan Emisi Karbon

0
103
AIGIS
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta, Rabum 20 Agustus 2025. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah menegaskan bahwa target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen pada tahun 2029 harus dicapai tanpa mengorbankan komitmen terhadap penurunan emisi karbon. Hal ini disampaikan Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/8).

Hashim menekankan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi secara otomatis akan meningkatkan emisi karbon, sehingga diperlukan strategi yang jelas agar pembangunan tidak menambah beban lingkungan.
“Pencapaian target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029 mendatang pasti akan menghasilkan emisi karbon lebih banyak. Oleh karena itu, kita membutuhkan upaya serius dalam menurunkan emisi karbon. Peningkatan pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan komitmen penurunan emisi karbon, bukan sebaliknya,” tegas Hashim.

Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar membuktikan bahwa pembangunan ekonomi hijau dapat menjadi motor pertumbuhan. Integrasi investasi energi bersih, efisiensi industri, dan teknologi rendah karbon dinilai menjadi kunci untuk mencapai target tersebut.

Senada dengan itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pentingnya sinergi antara kebijakan ekonomi dan lingkungan. “Kami sependapat dengan Pak Hashim bahwa pertumbuhan ekonomi tidak boleh dipertentangkan dengan upaya penurunan emisi karbon di sektor industri. Justru sebaliknya, keduanya harus berjalan seiring,” ujarnya.

Agus menjelaskan bahwa industri menyumbang sekitar 30 persen dari total emisi karbon di Indonesia. Oleh karena itu, transformasi menuju industri hijau menjadi kebutuhan mendesak agar keberlanjutan lingkungan tetap terjaga sekaligus mendukung daya saing nasional.
“Kami selalu menyampaikan bahwa upaya transformasi industri hijau itu bukan cost, tetapi investasi. Negara wajib hadir, karena upaya ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden,” tutur Agus dalam The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di Jakarta.

Menurutnya, transformasi industri hijau juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja hijau (green jobs), hilirisasi industri, serta penyelarasan kehidupan harmonis dengan lingkungan sebagaimana tertuang dalam Asta Cita.

AIGIS 2025 tahun ini mengusung tiga prinsip utama, yakni Zero Emission, Zero Waste, dan Zero APBN. Kegiatan tersebut terselenggara berkat kolaborasi Kemenperin dengan berbagai mitra, serta dukungan sponsor utama Toyota dan Jaecoo.

Dalam kesempatan tersebut, Kemenperin juga memberikan penghargaan industri hijau kepada pelaku industri, lembaga sertifikasi, auditor, dan pemerintah daerah dengan komitmen terbaik terhadap keberlanjutan. Penghargaan diberikan dalam lima kategori, antara lain Kinerja Terbaik Penerapan Industri Hijau, Transformasi Menuju Industri Hijau, serta Pemerintah Daerah dengan Implementasi Industri Hijau Terbaik.

Agus menekankan, agenda dekarbonisasi harus dipandang sebagai peluang. “Transformasi menuju industri hijau adalah perjalanan panjang yang membutuhkan visi, inovasi, dan kolaborasi. Dengan efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan, teknologi CCU, serta ekonomi sirkular, Indonesia tidak hanya menjaga daya saing global, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan,” pungkasnya.