Kemenperin Tegaskan Komitmen Perkuat Ekosistem Otomotif Nasional di GIIAS Surabaya 2025

0
122
Industri Otomotif
Ilustrasi industri otomotif Indonesia. FOTO: KEMENPERIN

(Vibizmedia-Nasional) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya menjaga ekosistem industri otomotif nasional agar tetap tangguh menghadapi dinamika global. Industri otomotif dinilai berperan besar dalam mendorong investasi, inovasi produk, serta menjadi penggerak penting bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga keseimbangan ekosistem industri otomotif nasional. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, kami memastikan industri dalam negeri tetap memiliki akses bahan baku, daya saing produksi, serta peluang ekspor yang terus diperluas,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya, Rabu (27/8).

Kemenperin juga memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS), termasuk seri pameran di berbagai daerah. Pameran ini diharapkan menjadi etalase kemajuan industri otomotif sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Pada pembukaan GIIAS Surabaya 2025, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta, menyampaikan apresiasinya kepada GAIKINDO. Menurutnya, Surabaya memiliki peran strategis dalam peta industri otomotif nasional, dengan pangsa pasar sebesar 9,7 persen dari total penjualan nasional dan menempati posisi ketiga tertinggi di Indonesia.

“Potensi ini harus diimbangi dengan penguatan struktur industri yang kokoh dan terintegrasi dari hulu ke hilir,” tegas Setia.

Berdasarkan data OICA Vehicles in Use 2024, rasio kepemilikan mobil (Car Ownership Ratio) di Indonesia mencapai 99 per 1.000 penduduk, masih lebih rendah dibandingkan Malaysia (490), Thailand (275), dan Singapura (211). Meski demikian, Indonesia mencatat penjualan kendaraan domestik tertinggi di ASEAN, mencerminkan pasar yang luas dan prospektif.

Setia menambahkan, struktur industri otomotif nasional terbukti memberikan efek pengganda pada perekonomian. “Industri otomotif memiliki koefisien backward linkage 0,975 dan forward linkage 0,835, sehingga berdampak signifikan terhadap sektor logam, karet, elektronik, perdagangan, transportasi, logistik, hingga jasa keuangan,” ungkapnya.

Penyelenggaraan GIIAS Surabaya 2025 diikuti oleh 30 merek kendaraan bermotor, terdiri dari 21 merek kendaraan penumpang, 1 merek kendaraan komersial, 8 merek sepeda motor, serta 14 merek industri pendukung, termasuk 7 merek baru. Kehadiran mereka tak hanya memperkaya pilihan konsumen, tetapi juga memberi multiplier effect terhadap bisnis lokal seperti hotel, transportasi, hingga UMKM.

“Pemerintah berkomitmen menjaga resiliensi industri, daya beli masyarakat, dan mengakselerasi transisi menuju teknologi ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB),” imbuh Setia.

Kehadiran KBLBB di GIIAS Surabaya 2025 dinilai sejalan dengan target nasional menurunkan emisi gas rumah kaca, mempercepat ekosistem industri baru, serta membuka peluang investasi di bidang infrastruktur pendukung.

GIIAS Surabaya 2025 merupakan bagian dari GIIAS The Series, pameran otomotif terbesar di Indonesia yang digelar di empat kota: Tangerang (24 Juli–3 Agustus), Surabaya (27–31 Agustus), Semarang (24–28 September), dan Makassar (5–9 November). Rangkaian ini tak hanya menampilkan teknologi otomotif terkini, tetapi juga memberi dampak ekonomi lokal melalui peningkatan wisata, konsumsi domestik, dan transaksi penjualan.

“Pameran ini adalah katalisator kolaborasi strategis antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan di tingkat regional maupun global,” tutup Setia.