Kepala BNPB Pastikan Pembangunan Huntap Penyintas Lewotobi Berjalan Lancar

0
202
Hunian Sementara
Lokasi pembangunan Hunian Tetap (Huntap) tahap pertama bagi para penyintas bencana erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki di Noboleto, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). FOTO: BNPB

(Vibizmedia-Nasional) Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan pembangunan hunian tetap (huntap) bagi penyintas erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berjalan sesuai rencana.

Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto, meninjau langsung lokasi huntap tahap pertama di Noboleto, Flores Timur, Rabu (27/8). Pada tahap awal, pemerintah akan membangun 500 unit rumah untuk 500 kepala keluarga (KK) dari target total 2.000 KK.

“Berdasarkan kajian, lokasi ini sudah berada 8 kilometer di luar kawasan risiko bencana (KRB) erupsi Lewotobi Laki-Laki. Lokasi ini dipilih oleh Badan Geologi dan disediakan pemerintah daerah, sehingga dipastikan aman dan layak huni,” jelas Suharyanto.

Sebelum pembangunan rumah instan sederhana sehat (RISA), pemerintah akan membuka akses jalan sepanjang 8 kilometer menuju lokasi huntap. Pengerjaan infrastruktur jalan ini dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum sebagai akses utama distribusi material. Suharyanto optimistis pembangunan huntap berjalan lancar karena sebagian besar material sudah tersedia di lokasi.

“September nanti proses perakitan sudah bisa dimulai. Kementerian PKP juga telah menyusun RAB dan meninjau lokasi, jadi kita pastikan tahapan berjalan sesuai rencana,” ujarnya.

Menurut Suharyanto, pembangunan huntap tidak hanya memperhatikan faktor keamanan dari risiko erupsi, tetapi juga aspek sosial dan kemanusiaan. “Kita ingin warga tetap merasa nyaman dengan menjaga kedekatan sosial antarwarga meski berpindah dari tempat tinggal sebelumnya,” tambahnya.

Selain huntap, BNPB juga membangun hunian sementara (huntara) untuk para pengungsi. Dari target 220 kopel (1.100 unit hunian), hingga saat ini sudah terbangun 170 kopel, sementara 50 kopel lainnya masih dalam tahap pengerjaan dan ditargetkan rampung akhir Agustus 2025.

Suharyanto bersama Bupati Flores Timur dan jajaran BNPB juga meninjau pembangunan huntara di beberapa titik, termasuk pos lapangan Konga, untuk memastikan pengungsi yang masih tinggal di tenda dapat segera menempati hunian layak.

Di hari yang sama, Kepala BNPB turut mengunjungi Desa Bogalima, Kecamatan Adonara, untuk melihat perkembangan pembangunan 52 unit rumah bagi warga terdampak konflik sosial. Hingga kini, 1 unit rumah telah selesai dan 51 unit lainnya masih dalam proses. Infrastruktur pendukung seperti jalan umum dan sumur bor di Desa Illepati juga tengah dibangun sesuai aspirasi masyarakat.

“Alhamdulillah, rumah yang kemarin terbakar sudah diperbaiki. Meski pengerjaan lain berjalan agak lambat karena kendala material dan tenaga tukang, namun progres tetap berjalan. Kami berharap dalam waktu dekat semuanya bisa selesai,” tutur Suharyanto.

Ia menegaskan, BNPB akan terus menindaklanjuti aspirasi dan kebutuhan masyarakat di NTT. “Apa yang menjadi kepentingan masyarakat adalah prioritas bagi kami,” tegasnya.