
(Vibizmedia – Jakarta) Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa hambatan terbesar dalam upaya eliminasi Tuberkulosis (TBC) adalah masih banyaknya kasus yang belum terdeteksi.
Dalam Rapat Koordinasi Forum 8 Gubernur, Selasa (26/8/2025), ia menyampaikan bahwa dari estimasi 1 juta kasus per tahun, hingga 25 Agustus 2025 baru 508.994 kasus (47 persen) yang tercatat. Dari seluruh provinsi, hanya Banten yang berhasil mencapai target notifikasi kasus. Tahun ini, target nasional adalah menemukan minimal 900 ribu kasus.
“Begitu pasien ditemukan, pengobatan tersedia. Yang terpenting memastikan pasien disiplin minum obat selama enam bulan agar sembuh total dan tidak menularkan lagi,” jelas Menkes.
Dari kasus yang sudah ditemukan, 90 persen pasien TBC sensitif obat telah memulai terapi, sementara untuk TBC resisten obat baru 77 persen dari target 95 persen. Meski begitu, tingkat keberhasilan pengobatan masih rendah. Tidak ada provinsi yang mencapai 90 persen untuk TBC sensitif obat, dan hanya Kalimantan Utara yang berhasil memenuhi target 80 persen untuk TBC resisten obat.
Cakupan Terapi Pencegahan TBC (TPT) juga masih jauh dari target. Hingga Agustus 2025, baru 108.590 kontak serumah penderita (sekitar 8 persen) yang mendapat TPT, padahal target nasional mencapai 72 persen.
“Rendahnya capaian TPT menunjukkan perlunya dukungan lintas sektor, edukasi masyarakat, serta optimalisasi peran pemerintah daerah,” tegas Menkes.
Dari sisi pendanaan, ia menekankan bahwa anggaran sudah tersedia, baik dari hibah maupun APBN. Namun, realisasi di daerah masih rendah. Karena itu, Menkes meminta para gubernur, bupati, dan wali kota untuk memastikan alokasi anggaran benar-benar dimanfaatkan untuk menemukan dan mengobati pasien.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah daerah diminta untuk:
- Menetapkan regulasi daerah yang mendukung percepatan eliminasi TBC.
- Menyediakan anggaran memadai untuk program TBC.
- Memperkuat layanan kesehatan primer dalam deteksi dini dan terapi.
- Melibatkan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan sektor swasta dalam upaya pencegahan serta penanggulangan TBC.
TBC merupakan salah satu program prioritas nasional (quick win) Presiden Prabowo. Menkes mengingatkan bahwa penyakit ini memiliki angka kematian lebih tinggi dibandingkan COVID-19. Sepanjang sejarah, TBC diperkirakan telah merenggut hingga 1 miliar jiwa di dunia.
Saat ini, tercatat sekitar 1 juta kematian global setiap tahun, termasuk 125 ribu kematian di Indonesia. Dengan kata lain, setiap lima menit, ada dua orang Indonesia meninggal akibat TBC.








