Pesanan Baru Melonjak, Manufaktur Indonesia Tumbuh Lagi

0
97
Industri Manufaktur
Ilustrasi manufaktur Indonesia. FOTO: KEMENKEU

(Vibizmedia-Nasional) Sektor industri pengolahan nonmigas di Indonesia kembali menunjukkan geliat positif. Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2025 tercatat 51,5, naik 2,3 poin dibandingkan Juli yang berada di level 49,2. Kenaikan ini sekaligus mengakhiri lima bulan kontraksi dan mengembalikan posisi manufaktur ke fase ekspansi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan capaian ini menjadi bukti ketahanan sektor manufaktur di tengah dinamika politik dan ekonomi, baik nasional maupun global.

“Peningkatan PMI didorong oleh bertambahnya pesanan baru, baik domestik maupun ekspor, serta meningkatnya aktivitas produksi,” ujar Menperin di Jakarta, Senin (1/9).

Secara rinci, pesanan baru melonjak dari 48,3 pada Juli menjadi 52,3, sedangkan pesanan ekspor baru naik ke 51,2. Aktivitas produksi juga meningkat signifikan ke level 52,6, sehingga mendorong penyerapan tenaga kerja dengan indeks employment mencapai 50,4. Pembelian bahan baku pun tumbuh, ditandai quantity of purchases yang naik ke 51,6.

Indeks stok bahan baku (stocks of purchases) ikut menguat ke 51,1, sementara waktu pengiriman pemasok membaik ke level 50,0. Kombinasi indikator tersebut memperkuat fase ekspansi manufaktur Indonesia pada Agustus 2025.

Agus mengingatkan, keberlanjutan tren positif ini sangat bergantung pada stabilitas nasional. “Industri membutuhkan kondisi kondusif. Situasi destabilisasi, makar, atau kerusuhan berpotensi menggerus optimisme pelaku usaha,” tegasnya.

PMI manufaktur Indonesia bahkan tercatat lebih tinggi dibandingkan Prancis (49,9), Jerman (49,9), Jepang (49,9), Korea Selatan (48,3), Taiwan (47,4), Inggris (47,3), Myanmar (50,4), Filipina (50,8), dan China (50,5).

Kemenperin menegaskan bahwa capaian ini sejalan dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Agustus 2025 yang berada di level 53,55, naik dari Juli (52,89) dan lebih tinggi dibanding Agustus 2024 (52,40). Peningkatan IKI terutama ditopang lonjakan indeks pesanan serta persediaan produk.

“PMI dan IKI sama-sama mengonfirmasi tren pertumbuhan industri sedang menguat. Produk manufaktur Indonesia semakin dipercaya pasar global, terlihat dari kenaikan ekspor yang tercatat tercepat sejak September 2023,” jelas Agus.

Ke depan, Kemenperin berkomitmen memperkuat daya saing industri melalui hilirisasi, penguatan SDM, adopsi teknologi, hingga pengembangan industri hijau dan industri kecil menengah (IKM). “Visi Presiden Prabowo agar Indonesia menjadi negara industri kuat akan kami wujudkan dengan program nyata, termasuk percepatan transformasi industri 4.0 dan pengembangan kawasan industri berbasis teknologi,” tegas Menperin.

Dengan tren ekspansi ini, pemerintah optimistis sektor manufaktur tetap menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional sekaligus menempatkan Indonesia sebagai kekuatan industri yang diperhitungkan di kancah global.